Kedua untuk pembelajaran anak sekolah. Ada patung-patung yang saya sendiri juga tidak hafal. Makanya Kementerian Pariwisata itu menamakan ini sebagai wisata edukasi. Karena bagus sekali untuk pembelajaran sejarah,” jelasnya.
Yogi mulai membangun kawasan lembah itu pada awal 2015.
Tiga tahun kemudian, kawasan itu dibuka untuk wisatawan.
Meskipun, pembangunan di kawasan wisata itu masih berlangsung.
Meski masih baru, kawasan itu sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Lokasi dan rute
Tidak sulit untuk menemukan lokasi wisata lembah tersebut.
Saat memasuki Desa Slamet di Kecamatan Tumpang, pengunjung akan dipandu dengan petunjuk jalan.
Lokasi wisata berada sekitar 2 kilometer dari arus utama Kecamatan Tumpang.
HRD Lembah Tumpang, Wahyu Dwi mengatakan, lokasi wisata itu menyajikan suasana yang tenang dengan nuansa kerajaan yang diapit oleh tebih dengan pepohonan yang rindang.
“Lembah Tumpang memang buat penasaran. Letaknya terpencil, tapi tempatnya luas biasa,” katanya.
Harga tiket masuk ke lokasi itu sebesar Rp 60.000.
Pengunjung dibebaskan untuk menikmati fasilitas yang ada di kawasan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berwisata ke Lembah Tumpang Malang, Berasa Berada di Zaman Majapahit dan Singosari