Namun anehnya, Hendrik mengaku sesaat sebelum kejadian tidak terdengar suara mesin pesawat sebelum dentuman keras, serta tidak terlihat kobaran api membubung sesaat setelah dentuman keras.
"Suara mesin enggak ada. Terus saat kejadian enggak kelihatan ada api, hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar," katanya.
Meski tidak mengalami cedera dan kapalnya tidak mengalami kerusakan, Hendrik mengaku masih terguncang, hingga tidak enak makan dan tidur sampai tak sanggup bekerja mencari rajungan seperti sedia kala.
Dari informasi yang dihimpun Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Sementara itu, tidak hanya ketiga nelayan tersebut, Warga Pulau Lancang juga mengakui adanya suara yang begitu keras di saat-saat Sriwijaya Air diketahui kehilangan kontak dari radar pusat.
Dentuman jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut pun menggetarkan rumah-rumah warga Pulau Lancang.
Rumah penduduk di kawasan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021), digetarkan dengan berbagai suara dan getaran yang tak biasa.
Beberapa warga bercerita tentang apa yang terjadi di jam-jam ketika Sriwijaya Air dikabarkan hilang kontak.
"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' terdengar keras sekali sampai rumah (kaca rumah) bergetar," kata Junaenah (40) warga Pulau Lancang, kepada ANTARA, Minggu petang, dikutip TribunJatim.com dari TribunWow.com.
Menurut Junaenah, kala itu, situasi tidak ada yang berbeda, ada masyarakat yang melaut, mencari rajungan (sejenis kepiting), dengan kebanyakan masyarakat berada di dalam rumahnya berlindung dari hujan.
"Pas dengar saya kaget 'Ya Allah, suara apa itu, karena besar sekali seperti bom'. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter tersebut.
Akhirnya kabar sebenarnya datang dan tersiar sekitar pukul 16.00 WIB di pulau yang masyarakatnya sebagian besar adalah keluarga nelayan itu.
Setelah adanya pengumuman Kementerian Perhubungan bahwa satu pesawat maskapai Sriwijaya Air hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Kabar itu juga diperkuat oleh warga lainnya kembali dari melaut.
Baca juga: VIRAL Wajah YouTuber Faisal Rahman Sebelum Sriwijaya Air Jatuh, Goodbye, Foto di Pesawat Disoroti
Dari kabar yang dibawa nelayan yang melaut, warga Pulau Lancang mengetahui ledakan tersebut adalah berasal dari sebuah pesawat yang mengalami kejadian nahas jatuh di antara tempat mereka dengan Pulau Laki yang tak berpenghuni.