Reporter: Christine Ayu | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di usianya yang menjelang 25 tahun, Sheryl Santika, seorang pegawai swasta, merasa bingung dengan masalah yang ia hadapi.
Setiap hari ia berkutat dengan aktivitas pekerjaan yang tidak ada habisnya, ditambah lagi dengan stres dan gaya hidup yang serba terburu-buru.
"Sering banget saya burnout. Capek, tapi nggak ngerti sebenarnya apa yang jadi kemauan saya," katanya saat ditemui di salah satu kafe di kawasan Jalan Untung Suropati Surabaya, Sabtu (30/1/2021).
Saat ditanya tentang tujuan hidup, perempuan berhijab ini juga bingung menjawab.
Menurut Sheryl, pokoknya ia ingin hidup bahagia dan damai.
Setelah diusut, ternyata kebingungannya terjadi karena ia tidak mengenal diri sendiri.
"Padahal, mengenali diri sendiri membuat kita mengetahui apa yang harus kita lakukan. Saat sudah kenal, maka kita tahu tujuan hidup ke arah mana. Lebih lanjut, kita bisa mencari teman untuk diajak bekerja sama mewujudkan impian itu," ungkap konselor Oktastika BN.
Baca juga: Seniman Muda di Surabaya Mohammad Yunus Menuangkan Keresahan Lewat Lukisan Potret Diri
Ia menyebut ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk lebih mengenal diri sendiri, salah satunya dengan metode point of view.
Metode pengenalan diri ini menggunakan media kartu dengan gambar dan tulisan.
Cara melakukannya cukup dengan mengambil kartu kemudian menceritakan apa yang dilihat juga dirasakan.
Bagaimana kartu bisa membuat kenal dengan diri sendiri?
"Di sini yang bercerita bukan kartu, melainkan Anda. Jadi mau ganti apapun kartunya, tetap benang merah yang Anda sampaikan akan sama. Ini disebabkan oleh pikiran bawah sadar yang bekerja secara spontan. Jadi yang bercerita bukan kartu, tapi Anda. Kartu hanya membantu," kata Okta.
Baca juga: Desainer Muda Natalia Ciptakan Koleksi Wonders Earth, Terinspirasi Keelokan Bromo dan Budaya Tengger
Melalui tools point of view, seseorang bisa lebih fokus menjawab pertanyaan untuk diri sendiri.
Misalnya saja saat tidak sengaja memilih kartu bertuliskan 'goal', maka langsung diajak untuk berpikir tentang tujuan yang ingin dicapai. Baik untuk hari ini saja atau masa depan.
"Point of view ini bisa membantu supaya tahu insight. Pertanyaan-pertanyaan sederhana misalnya kenapa jadi malas bekerja, juga bisa dijawab dengan bantuan alat ini," ungkap konselor sekaligus istri Okta, Kartikanita W.
Metode ini bisa menggiring untuk menemukan posisi yang sedang seseorang rasakan. Pasangan konselor ini menyebut ada tiga posisi, yakni terbang, berdiri, dan jatuh.
Baca juga: Entrepreneur dan F&B Counsultant Chris Albion Ingin Terus Kembangkan Kuliner Tradisional Nusantara
"Tanpa alat bantu sebenarnya juga bisa untuk ngobrol sama diri sendiri, tapi memang tidak semua orang bisa melakukannya. Oleh karena itu sebagian butuh alat bantu," ungkap Kartika.
Mereka menegaskan bahwa penting untuk mengetahui emosi diri sendiri. Jika dibiarkan, emosi tersebut akan menumpuk dan meledak di kemudian hari.
"Ngecek seberapa stres diri itu juga penting, lho. Kalau kita stres, terus nggak mengakui kalau sedang stres itu bahaya. Di masa pandemi ini kan banyak yang stres," ungkapnya.
Namun kembali lagi, bahwa masing-masing orang punya kecemasan berbeda dan perlu ditelisik lebih dalam dengan cara mengenal diri sendiri.
"Setiap orang tidak sama, yang dirasakan juga berbeda," pungkas Kartika.