Penanganan Covid

Pasca Kejadian Jenazah Covid-19 Tertukar, Tim Pemakaman di Kota Malang Dibagi Jadi Tiga Shift

Penulis: Rifki Edgar
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Kota Malang, 2021.

Reporter: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Evaluasi terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang kepada tim pemakaman jenazah Covid-19 (virus Corona), setelah adanya kasus jenazah Covid-19 tertukar beberapa hari yang lalu.

Evaluasi tersebut di antaranya ialah dengan melakukan pembagian shift kerja yang dibagi menjadi tiga tim, di antaranya ialah Tim A, B, dan C.

Masing-masing tim terbagi terdiri dari lima orang, yakni satu orang koordinator lapangan (korlap) dari aparatur sipil negara (ASN), satu wakil korlap dari TPOK, dan tiga orang lainnya merupakan relawan.

Pembagian kerjanya juga dibagi menjadi tiga shift, shift A masuk mulai pukul 08:00-16:00 WIB, yang kemudian berlanjut ke shift B dan shift C selama 24 jam penuh.

"Aturan pembagian waktu ini mulai per 1 Februari 2021. Tapi persisnya saya belum tahu soal aturan baru ini. Tapi yang jelas, agar teman-teman memiliki waktu istirahat," ucap Analis Perencanaan BPBD Kota Malang, Cornellia Selvyana Ayoe yang juga sebagai Korlap Tim Pemakaman dan Penyemprotan Disinfektan BPBD Kota Malang, Kamis (4/2/2021).

Perangkat Daerah di Kota Malang Diminta Lakukan Inovasi Pelayanan Publik, Harus Punya Nilai Manfaat

Basarnas Mengklarifikasi Kabar Warga Hilang Banjir Ngantang Malang: Belum Ditemukan, Masih Pencarian

Sebelumnya, tim pemakaman jenazah Covid-19 Kota Malang hanya terdiri dari satu korlap saja dan terdiri atas satu tim yang bekerja secara bergantian.

Dengan adanya kebijakan baru ini diharapkan oleh Selvy, kinerja tim pemakaman Covid-19 bisa lebih baik lagi dan optimal.

"Semoga lebih baik. Karena selama ini teman-teman tidak ada yang berkeluh kesah capek atau apa. Dan di sini saya tetap yang jadi penanggung jawabnya," tandasnya.

Heboh Dentuman Misterius Landa Wilayah Malang, Bikin Kaca Rumah Bergetar, Bukan dari Gunung Semeru

Tanggapan BMKG Juanda Soal Dentuman Misterius di Malang Raya: Kecil Kemungkinan Akibat Badai Petir

Berita Terkini