Reporter: Firman Rachmanudin I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Situasi pandemi tak membuat para anak di bawah umur di Surabaya ini takut.
Pola pembelajaran daring yang membuat mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah membuat para anak-anak ini kurang terkontrol.
Faktanya, cukup banyak anak-anak di bawah umur yang masih berstatus sebagai pelajar kerap terjaring razia balap sepeda liar oleh tim Respati Sat Sabhara Polrestabes Surabaya di beberapa wilayah.
Di antaranya ada di wilayah, Jalan Sepat, Tidar, Margomulyo, Tambaksari,Tembaan dan beberapa wilayah di Surabaya Timur.
Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya, AKBP Herman Priyanto menegaskan, para anak-anak yang terjaring razia tersebut dinilai kurang perhatian dari orang tuanya.
"Faktanya saat kami amankan di jam dini hari. Anak-anak ini masih aktif berada di luar rumah. Ketika kami tanya apakah mereka tidak dicari orang tua, mereka kebanyakan menjawab tidak,"kata Herman, Jumat (19/3/2021).
Dalam aksi balap sepeda liar itu, beberapa kali polisi memintai keterangan anak-anak tersebut yang mengaku jika beberapa di antaranya bertaruh.
"Ya ada taruhan. Jumlahnya tidak banyak memang,"imbuhnya.
Melihat hal itu, Herman mengaku prihatin dan justru memilih melakukan pendekatan preventif kepada para anak-anak di bawah umur yang terjaring razia.
"Kami melibatkan orang tua mereka. Setelah mendapat pembinaan di sini (Sat Sabhara) kami panggil orang tua kandungnya untuk juga kami berikan arahan," jelasnya.
"Bagaimanapun anak-anak adalah tanggung jawab orang tua. Masa depan mereka tergantung bagaiamana orang tua mereka mendidik," pungkas Herman.
Foto : Polisi menunjukan puluhan sepeda angin dan ratusan motor yang berhasil diamankan sata razia balap sepeda liar.