Serangan Teroris di Mabes Polri

ZA Terduga Teroris Tewas Luka Tembak di Dada, Makam Ditinggalkan Keluarga Tanpa Bunga dan Batu Nisan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto ZA (kanan) saat serang Mabes Polri, dan ibunya, Sutini.

Semua tembakannnya tidak ada yang mengenai polisi alias meleset.

"Kami melakukan tindakan tegas terukur," kata Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers.

Kapolri menyebut Zakiah Aini adalah pelaku teror Lone Wolf ISIS.

Istilah Lone Wolf sebenarnya pernah disampaikan Tito Karnavian saat dirinya masih menjabat Kapolri dulu.

Baca juga: Kiwil Menangis Ratapi Nasibnya Telah Ugal-ugalan Diceraikan 3 Istri, Dulu Tinggal di Rumah Mewah

ZA, wanita penyerang Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan Rabu (31/3/2021). (Tribun Medan/HO)

Baca juga: Keji, Gadis Usia 16 Dimutilasi, Kepala Direbus di Panci Mendidih, Diduga Korban Diperkosa Dulu

Lone Wolf dalam kasus terorisme adalah segelintir orang yang beraksi sendiri untuk melakukan aksi teror.

Mereka dikenal sebagai Lone Wolf atau aksi perorangan yang terpapar ideologi radikal dan beraksi layaknya teroris.

Umumnya, kata Tito Karnavian, mereka belajar cara merakit bom atau merencanakan penyerangan melalui internet.

"Mereka leaderless, mereka hanya baca internet dan terinspirasi," ujar Tito Karnavian di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin (10/7/2017) seperti dikutip dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ).

Tito Karnavian menyebut kasus pengibaran bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama dan penusukan polisi di Masjid Falatehan termasuk aksi Lone Wolf.

Baca juga: Bergetar Kesaksian Dokter Lihat Bayi Zaskia Sungkar, Irwansyah Ungkap Kondisi Anak, Shireen: Ujian

Karena mereka mendapatkan pengaruh radikal dari internet, maka perlu adanya penangkal radikal yang kuat di dunia maya.

"Menghadapi lone wolf ini yang harus diperkuat yakni kemampuan siber untuk mendeteksi website radikal dan chatting radikal, juga komunikasi radikal," kata Tito Karnavian.

Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), memiliki tanggung jawab untuk menyosialisasikan program kontraradikal agar masyarakat tidak terpapar paham aliran tersebut.

Sementara itu, untuk penguatan siber merupakan tanggung jawab penegak hukum dibantu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Saya katakan perlu dibentuk kekuatan siber yang ada di Kemenkominfo, Polri, TNI, BIN, harus diintegrasikan untuk melawan yang menyebarkan paham radikal di internet," kata Tito Karnavian.

Menurut Tito Karnavian, banyak teroris yang terinspirasi dengan Aman Abdurrahman, pimpinan Jamaah Ansharut Daulah yang tengah menjalani masa hukuman di Nusakambangan.

Meski Aman Abdurrahman terisolasi, ilmu yang dia miliki dan ajarannya sudah beredar luas di internet.

"Tulisan yang dia buat menginspirasi yang lain. Diviralkan oleh pengikutnya. Tapi dia tidak langsung berhubungan," kata Tito Karnavian kala itu.

Ikuti update Serangan Teroris di Mabes Polri dan berita Jawa Timur terkini.

Berita Terkini