Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Kondisi makam ZA penyerang Mabes Polri itu disoroti oleh orang tuanya.
Sang ibu menangis pilu hatinya mengetahui anaknya dikubur berstatus teroris.
Kehidupan ZA yang tak banyak diketahui benar-benar membuat keluarga terpukul.
Terutama kedua orang tuanya.
Hancur hati ibu ZA saat mengetahui anaknya sudah berada di liang lahat.
Berulang kali ibu ZA berusaha untuk berkomunikasi dengan sang anak.
Ibu ZA terlihat masih belum rela melepaskan kematian anaknya yang tragis tersebut.
Baca juga: Drama Istri Kejar Suami Selingkuh, Lompat ke Mobil Dibantu Ipar, Jalan Macet, Si Pria Kurang Ajar
Pemakaman ZA, terduga teroris penyerang Mabes Polri itu diiringi oleh isak tangis yang begitu dalam.
Keluarga tak pernah menyangka aksi nekat dilakukan ZA yang usianya masih tergolong muda itu.
Diketahui ZA dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur pada Kamis (1/4/2021) dini hari pukul 01.00 WIB.
Dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, jasad ZA dibawa pakai mobil ambulance dari RS Polri menuju lokasi pemakaman.
Setiba di pemakaman, yang hadir hanya keluarga terbatas, mulai dari kakak, ayah dan ibu pelaku serta petugas.
Pantauan TribunJatim.com dari Youtube iNews dan tvOne, orangtua ZA terduduk lemas saat melihat jenazah putrinya dimasukkan ke dalam liang lahat.
Ibunda ZA yang menganakan rok biru tak bisa menahan tangisnya melihat putri bungsunya itu meninggal setelah lakukan aksi teror.
Alhasil, sang ibu terpaksa harus duduk di kursi.
Sementara itu, Ali, ayahanda ZA yang pakai baju serba putih menepuk-nepuk pundak sang istri untuk menenangkannya.
Sebelum jenazah dikubur, terlebih dulu ada pelantunan azan.
Saat azan tersebut, Ali selaku ayah ZA tak berani mengazani.
Alhasil, kakak ZA lah yang maju untuk mengazani jenazah.
Saat mengazani, kakak ZA duduk bersimpuh di atas pusara dan tak turun ke liang lahat.
Setelah selesai diazankan, petugas pemakaman langsung menguburkan jenazah ZA.
Baca juga: Suami Sakit-sakitan Alasan ASN Mendua, Misterius Selingkuhan Sudah Tewas, Banyak Instansi Terlibat
Sang ibu lantas menyoroti kondisi makam anaknya itu.
Ibu menangis mengingat hancur hatinya mengetahui kondisi sang anak meninggal dengan status sebagai teroris.
Ibunda ZA tak berhenti menangis di depan pusara jenazah putri bungsunya.
Kemudian, seelah membacakan doa, ibunda ZA pun memberikan beberapa patah kata untuk sang putri yang sudah dikubur.
"Ya Allah nak, kok kamu jadi gini.
Kamu anak yang baik. Allah memanggil kamu seperti ini.
Ada hikmahnya semua ini," ucap ibunda ZA sambil menangis.
Setelah itu, orangtua ZA pun langsung meninggalkan pusara.
Akan tetapi, di pusara ZA, orangtuanya sengaja tak memberikan papan nisan sebagai penanda.
Sementara itu, detik-detik sebelum akhirnya ZA keluar dari rumah untuk mengetahui aksi teror itu disadari juga oleh orang tua.
Mereka tak ada firasat apapun mengetahui kepergian sang anak dari rumah.
Keluarga bahkan sempat akan lapor polisi karena ZA tak kunjung pulang setelah pamit keluar.
"Ma, ZA keluar sebentar," tutur ZA di pagi hari, sebelum beraksi pada Rabu (31/3/2021) sekira pukul 16:30 WIB.
Baca juga: ZA Terduga Teroris Tewas Luka Tembak di Dada, Makam Ditinggalkan Keluarga Tanpa Bunga dan Batu Nisan
Tetangga ZA di wilayah Ciracas menceritakan hal tersebut.
"Kata bapaknya, ZA sempat pamit ke ibunya dan bilang seperti itu," ucap warga bernama Tiuria itu.
ZA pamit dari rumah sekira pukul 09:00 WIB.
Kepada orangtuanya, ZA yang sempat menjadi Mahasiswa Gunadarma ini mengaku pergi ke luar sebentar.
Orangtua tak tahu, ternyata ZA pamit dari rumah untuk melakukan penyerangan di Mabes Polri.
Dua hari lalu, ZA datang ke Mabes Polri dengan membawa senjata api dan sempat melepaskan tembakan di area parkir.
Hal itu terlihat jelas dari rekaman CCTV sekitar Mabes Polri.
ZA datang mengenakan pakaian panjang berwarna hitam dan menggunakan penutup kepala berwarna biru.
Setelah terjadi baku tembak, ZA berhasil dilumpuhkan oleh polisi dan tewas di tempat.
Tak lama setelah peristiwa tersebut, Mabes Polri mengungkap ZA merupakan lone wolf dan berideologi ISIS.
Hal itu diketahui polisi dari postingan perempuan berusia 25 tahun ini di media sosial.
Beberapa jam sebelum aksi, ZA sempat buat khawatir orangtuanya, M Ali.
Pasalnya sejak pamit pagi hari, ZA belum juga kembali ke rumah sampai siang hari hari dan tak ada kabar.
M Ali mengkhawatirkan putrinya.
Diceritakan M Ali kepada Tiuria, kondisi ZA saat ini sakit-sakitan.
Bahkan saking khawatirnya tak juga mendapat kabar, M Ali berniat melaporkan putrinya ke polisi.
"Dia mau lapor itu kirain putrinya itu engga pulang," cerita Tiuria, dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta, Kamis (1/4/2021).
Baca juga: Ayah ZA Syok Berat Tahu Anak Ditembak Mati, Kakak Sempat Dibuat Pusing Nyari, Ali Gemetar: Dia Nurut
Upaya demi upaya terus dilakukan oleh pihak keluarga, termasuk menghubungi nomor telepon ZA.
Sayangnya, lantaran nomor telepon ZA yang kerap berganti membuat usaha sia-sia.
"Engga jadi lapor, itu kalau dia engga pulang setelah 24 jam baru dia lapor polisi. Kan pamit ke ibunya,"
Belum sempat melapor, M Ali akhirnya mendengar kabar tentang ZA sore hari.
"Ternyata sorenya dia sudah dapat kabar gitu," sambung Tiuria.
Baca juga: ZA Terduga Teroris di Mabes Polri Anggota Perbakin, IPW Bongkar Strategi ‘Inong Baleh’, Mirip GAM
Hingga kepergian anak bungsunya, M Ali bercerita masih tak percaya bila kejadian tersebut diperbuatnya seorang diri.
M Ali menduga ada orang lain yang terlibat dibalik penyerangan anaknya ke Mabes Polri.
"Iya memang benar. Kami sebagai warga sekitar pun tidak percaya. Katanya ada orang yang menuntun dia ada yang bawa dia bapaknya bilang gitu,"
"Karena anak seperti itu masih labil lah ketika diajak, ya dia mau," ungkapnya.
Baca juga kumpulan berita Serangan Teroris di Mabes Polri