Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Kematian Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II menjadi duka bagi keluarga Kerajaan Inggris.
Kabar kematian Pangeran Philip lantas menjadi sorotan di seluruh dunia.
Pangeran Philip meninggal dunia di usia 99 tahun.
Baca juga: Masa Muda dan Kisah Cinta Pangeran Philip, Curahkan Hidupnya Demi Ratu Elizabeth II Bisa Bertakhta
Melansir Kompas.com, Pangeran Philip yang mendapat gelar resmi Duke of Edinburgh, mendapat penghormatan yang meluas.
Hal ini tak lain karena dukungannya yang tak henti-hentinya kepada Ratu Elizabeth II.
Meski resmi menjadi suami Ratu Elizabeth II, lantas kenapa Pangeran Philip tidak dipanggil Raja?
Dilansir dari Time.com melalui Warta Kota 'KENAPA Pangeran Philip Tidak Disebut Raja Meski Nikahi Ratu Elizabeth, Dikasih Gelar Oleh Sang Istri',
Kehidupan Pangeran Philip berubah total ketika Ratu Elizabeth II naik takhta Inggris setelah kematian ayahnya pada 1952.
Dalam semalam, Duke of Edinburgh berubah menjadi seorang perwira Angkatan Laut sekaligus suami muda.
Baca juga: Di Balik Wafat Pangeran Philip: Pengaruh Wawancara Kontroversi Harry-Meghan dan Kronologi Kematian
Baca juga: Muncul Bukti Ayus Sabyan Makin Tancap Gas ke Nissa Setelah Cerai: Setia, Keduanya Tak Bisa Sembunyi
Dirinya menjadi seorang pria yang diharapkan untuk melakukan tugas kerajaan.
Pangeran Philip mesti tunduk kepada istrinya yang kini menjadi ratu—semuanya di bawah gelar Pangeran Selir daripada Raja Inggris.
Setelah menikahi Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip melepaskan gelarnya sebagai Prince of Greece and Denmark atau Pangeran Yunani dan Denmark menjadi Duke of Edinburgh.
Tetapi ketika Ratu Elizabeth II naik takhta, Pangeran Philip tidak menjadi Raja Inggris.
Hal ini berkat aturan lama di keluarga kerajaan yang menetapkan bahwa seorang pria yang menikahi seorang ratu yang berkuasa hanya akan disebut sebagai Pangeran Permaisuri.
Baca juga: Cari Perhatian, Selebgram Kakak-Adik Jalan-jalan di Mall Setengah Telanjang, Malah Panen Hujatan
Suami ratu yang berkuasa disebut Pangeran Permaisuri karena gelar Raja hanya diberikan kepada seorang raja yang mewarisi takhta dan dapat memerintah.
Oleh karena itu, gelar Raja akan diberikan kepada Pangeran Charles, yang akan menggantikan Ratu Elizabeth.
Pada 1957, Pangeran Philip yang saat itu hanya dikenal sebagai Duke of Edinburgh, secara resmi menjadi Pangeran setelah Ratu Elizabeth II menganugerahkan gelar kepadanya.
Keputusan tersebut terkenal digambarkan dalam serial hit Netflix The Crown —muncul setelah perselisihan tentang kepentingan Philip dan berdiri di dalam rumahnya sendiri.
Wanita yang menikah dengan keluarga kerajaan harus mengikuti aturan yang sedikit berbeda.
Istri dari Raja yang berkuasa akan mengambil gelar Permaisuri, peran simbolis yang akan melarangnya memerintah sebagai raja tetapi menyebutnya sebagai ratu.
Misalnya, Kate Middleton kemungkinan akan menjadi Ratu Catherine ketika Pangeran William mengambil alih takhta, meskipun dia sebenarnya tidak akan memerintah sebagai Ratu.
Baca juga: 5 Kelucuan Al dan Andin di Balik Layar Ikatan Cinta, Arya Saloka Gemas, Pipi Amanda Manopo Ditepuk
Dukungan
Dilansir dari Kompas.com 'Masa Muda Pangeran Philip, Pria yang Mencurahkan Hidupnya agar Ratu Elizabeth II Bisa Bertakhta',
Pangeran Philip sebenarnya adalah seorang dengan karakter pemimpin.
Namun perannya adalah selalu pada nomor dua sehingga kadang dia tampak tidak bisa duduk mudah dengan kepekaan atas posisinya.
"Saya hanya melakukan yang saya kira terbaik," tuturnya sekali waktu kepada BBC.
"Saya tidak bisa tiba-tiba mengubah cara saya dalam melakukan sesuatu, saya tidak bisa mengubah ketertarikan saya atau cara saya bereaksi. Itu adalah gaya saya."
Baca juga: Perhatian Tak Biasa Amanda Manopo ke Arya Saloka, Gerakan Tangan Andin Disorot, Fans Kaget Salfok
Namun dia dinilai berhasil menggunakan posisinya untuk memberi sumbangan besar bagi kehidupan di Inggris dan berperan dalam membantu kerajaan untuk menghadapi perubahan sosial selama bertahun-tahun.
Bagaimana pun pencapaian terbesarnya, tidak diragukan lagi, adalah kekuatan dan konsistensinya dalam mendukung Ratu sepanjang masa pemerintahan yang panjang.
Dia yakin pekerjaannya -seperti pernah dituturkannya kepada penulis biografinya- adalah "untuk menjamin Ratu bisa bertakhta".
Dalam suatu pidato memperingati ulang tahun emas perkawinan mereka, Ratu Elizabeth menyatakan:
"Dia tidak mudah untuk menerima pujian. Namun dia benar-benar merupakan kekuatan dan pegangan saya selama bertahun-tahun."
Ikuti update Kerajaan Inggris dan berita Jawa Timur terkini.