Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Ada satu peristiwa penting yang terjadi di dalam Bulan Ramadan.
Yakni malam diturunkannya Alquran pertama kali.
Turunnya Alquran pertama kali ini disebut Nuzulul Quran.
Baca juga: Bacaan Doa 10 Hari Kedua Ramadan 2021, Tulisan Arab Latin dan Terjemahan, Diampuni Segala Dosa
Lantas, Nuzulul Quran 2021 atau Ramadan 1442 H jatuh tanggal berapa?
Dilansir Tribun Jatim dari TribunStyle.com 'Kapan Peringatan Nuzulul Quran di Ramadhan 2021? Simak Doa yang Dibacakan dan Penjelasannya',
Pada 2021 ini, malam Nuzulul Quran 17 Ramadan 1442 H jatuh pada 29 April 2021.
Seperti diketahui, Alquran diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul 'Izzah di langit dunia.
Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Terjawab Kemana Kapal KRI Nanggala? Ahli Bongkar Keangkeran Laut Bali, Laut Jawa Tak Ada Apa Apanya
Baca juga: Dua Bulan Menikah, Suami Bidan Asal Banyuwangi Jadi Kru KRI Nanggala 402, Keluarga Simpan Keyakinan
Alquran turun ke Bumi membutuhkan waktu sekitar 23 tahun.
Surat yang pertama kaii diturunkan ke Bumi adalah Al-Alaq ayat 1-3.
Sementara, malam Lailatul Qadar jatuh pada sepertiga malam terakhir di Bulan Ramadan.
Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya:
"Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr 1-5)
Malam Nuzulul Quran di Bulan Ramadan ditandai melalui firman Allah subhanallahu wa ta'ala:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. البقرة
Artinya:
"Bulan Ramadan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS Al-Baqarah: 185)
Baca juga: Cara Meraih Malam Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Quraish Shihab dan Persiapan Diri Menyambutnya
Bacaan doa malam Nuzulul Quran
Berikut doa malam Nuzulul Quran yang jatuh pada 17 Ramadan:
Allahummagfir Lii Wa Liwaalidayya Arhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shoghiiroo
Artinya:
Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku semenjak kecil.
Doa Nuzulul Quran dibaca ketika memperingati malam Nuzulul Quran.
Doa di atas mempunyai maksud untuk memohon dan meminta ampunan kepada Allah SWT atas semua kesalahan (dosa) diri kita sendiri maupun kedua orangtua kita.
Doa lainnya:
Allahumma Innaka 'aufuwwun Tuhibbul 'Afwa fa'fu'anni
Artinya:
Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.
Bagaimana cara Nabi Muhammad SAW memperingati Nuzulul Quran?
Penuturan sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu tentang apa yang beliau lakukan.
كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ . رواه البخاري
“Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam Ramadan, dan selanjutnya ia membaca Al Quran bersamanya.” (Riwayat Al Bukhari)
Kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk kali pertama tertulis dalam buku Fathul Baari-Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari (Jilid-1) Penerjemah Ghazirah Abdi Ummah di halaman 37.
Dalam buku itu diceritakan lengkap bagaimana situasi, dan kondisi Rasul Muhammad SAW menerima wahyu pertama.
"Dari Aisyah Umul Mukminin ia berkata, "Pertama turunnya wahyu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara mimpi yang benar waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke gua Hira'. Di situ beliau beribadah beberapa malam tidak pulang ke rumah istrinya, untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya.
Baca juga: Cara Membayar Fidyah Bagi Ibu Hamil, Orang Sakit dan Tua Renta, Beserta Rincian Ukuran Hitungannya
Setelah perbekalan habis, beliau kembali kepada Khadijah untuk mengambil perbekalan secukupnya.
Kemudian beliau kembali ke Gua Hira, hingga suatu ketika datang kepadanya kebenaran atau Wahyu, yaitu sewaktu beliau masih berada di Gua Hira.
Malaikat datang kepadanya lalu berkata "Bacalah", jawab Nabi "Aku tidak bisa membaca", kata nabi selanjutnya menceritakan "Aku ditarik dan dipeluknya sehingga aku kepayahan kemudian aku dilepaskannya dan disuruhnya pula membaca", "Bacalah", jawabku "Aku tidak bisa membaca", aku ditarik dan dipeluknya sampai aku kepayahan.
Kemudian aku dilepaskan dan disuruh membaca "Bacalah" katanya, aku jawab "Aku tidak bisa membaca", aku ditarik dan dipeluk untuk ketiga kalinya, kemudian dilepaskan seraya berkata "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah! demi Tuhanmu yang Maha Mulia.
Setelah itu, Nabi pulang ke rumah Khadijah binti Khuwailid lalu berkata "Selimuti aku, selimutilah aku!" Siti Khadijah menyelimutinya hingga hilang Rasa takutnya.
Kata Nabi kepada Khadijah (setelah dikabarkan semua kejadian yang dialami itu), "Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa)".
Khadijah menjawab "Jangan takut demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan kamu. Kamu selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran".
Setelah itu Khodijah pergi bersama nabi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza yaitu anak paman Khadijah yang telah memeluk agama Nasrani pada masa jahiliyah itu. Ia pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani.
Maka disalinlah kitab injil dari bahasa Ibrani seberapa dikehendaki Allah dapat disalin. Usianya telah lanjut dan matanya telah buta.
Khadijah berkata kepada Waraqah "Wahai anak pamanku! Dengarkan kabar dari anak saudara (Muhammad) ini".
Kata Warraqah kepada Nabi "Wahai saudaraku apa yang telah terjadi atas dirimu?" Nabi menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Berkata Waralqah "Inilah Namus (malaikat) yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai semoga saya masih diberi kehidupan ketika kamu diusir kaummu," Nabi bertanya "Apakah mereka akan mengusir ku?" jawab Waraqah "Ya betul, belum ada seorangpun yang diberi Wahyu sepertimu tidak dimusuhi orang. Apabila saya masih mendapati hari ini niscaya saya akan menolong Anda sekuat-kuatnya,". Tidak Berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia dan Wahyu pun terputus untuk sementara".
Proses penerimaan wahyu bukan perkara mudah, menurut Rasulullah.
Masih dari sumber yang sama, Aisya Ummul Mukminin RA, bahwa Harits Bin Hisyam RA pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah bagaimana caranya wahyu turun kepada anda? Rasulullah menjawab, "Kadang - kadang wahyu itu datang kepadaku seperti bunyi lonceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi itu berhenti aku baru mengerti apa yang disampaikannya. Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki menyampaikan kepadaku dan aku mengerti apa yang disampaikannya," Aisyah berkata, " aku pernah melihat nabi ketika Turunnya wahyu kepadanya Pada suatu hari yang amat dingin setelah Wahyu itu berhenti turun kelihatan dari nabi bersimbah peluh."
Ikuti serba-serbi Ramadan 2021 lainnya.