TRIBUNJATIM.COM - Indonesia disebut berpotensi mengalami pandemi Covid-19 dalam waktu lama karena kondisi geografi dan demografi.
Hal ini setelah dikemukakan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra.
Lantas apa sebetulnya istilah hiperendemi itu?
Baca juga: Berapa Lama Jeda Vaksin Covid-19 dengan Vaksin Lainnya? Simak Penjelasan Kemenkes dan UNICEF
Hiperendemi
Dilansir dari Kompas.com, Senin (30/8/2021), Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, hiperendemi pengertiannya merujuk pada kehadiran wabah secara terus-menerus dalam suatu wilayah.
Selain itu, wilayah disebut mengalami hiperendemi saat wabah atau penyakit memiliki kasus sangat banyak dan mudah terdeteksi di populasi.
"Ada juga yang mengistilahkan hiperendemi sebagai satu penyakit yang hampir sama di setiap populasi usia," kata Dicky.
Dicky menyampaikan endemi bisa berubah menjadi hiperendemi saat muncul peningkatan kasus.
Menurut Dicky, dirinya belum bisa memastikan secara tepat, apakah Indonesia berpotensi mengalami hiperendemi atau tidak.
Hiperendemi akan terjadi jika penanganan Covid-19 dilakukan sekedarnya dan minim strategi.
Ia mengatakan, jika strategi pandemi Covid-19 tak berubah dan hanya mengandalkan vaksinasi maka Indonesia bisa saja mengalami hiperendemi.
Baca juga: Bocor Dokumen Rahasia AS soal 1 Fakta Covid-19 Varian Delta, CDC Akui Masalah Serius: Tak Melebihkan
Endemi
Mengutip dari Kompas.com, 22 Agustus 2021, pengertian endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, namun terbatas pada wilayah tertentu.
Sehingga pada kasus endemi, penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi.
Contoh endemi adalah penyakit malaria yang dianggap endemi di negara atau wilayah tertentu.