"Memang anak saya ini, bisa dikatakan sakit ya. Depresi. Pada tanggal 29 November 2021, hari senin itu, saya bawa ke RSJ. Dan di RSJ itu memang dia dinyatakan stres, depresi, di sana diberikan obat oleh dokter jiwa, dan memang anaknya ini, sudah tertekan sekali, dan berat, berkali-kali saya mencegah untuk melakukan hal yang tidak diinginkan, atau ingin mengakhiri hidupnya itu," ungkap FS, dalam rekaman video yang diperoleh TribunJatim.com dari pihak Polda Jatim, Sabtu (4/12/2021).
Hingga pada Kamis (2/12/2021) kemarin, NW ditemukan dalam keadaan tewas usai menenggak cairan racun di dekat makam ayahandanya, diakui oleh FS, membuat dirinya terpukul.
Kendati demikian, FS menegaskan, pihaknya enggan memperkenankan pihak kepolisian melakukan proses otopsi.
Karena, FS menganggap, serentetan insiden tersebut, sebagai musibah yang dialami oleh pihak keluarganya.
"Dan dari situ, saya memang tidak bersedia untuk anaknya diotopsi, ataupun dilakukan tindakan yang lain. Karena memang, ya sudahlah, ini musibah keluarga saya, jadi saya tidak ingin membesar-besarkan masalah ini, apapun," ujarnya.
Dan, mewakili pihak keluarga besarnya, FS juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu atau dirugikan atas kasus tersebut.
"Dan saya ingin doa dari panjenengan semua agar anak saya diampuni. Ngoten mawon. Dan mohon maaf atas segala ketidaknyamanan ini, mohon maaf atas segala yang meresahkan di masyarakat. Sepuntene ingkang sanget sepuntene ingkang katah," pungkasnya.
Sekadar diketahui, mahasiswi berinisial NW (23) warga Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ditemukan meninggal diduga sengaja mengakhiri hidupnya sendiri, Kamis (2/12/2022).
Korban ditemukan oleh saksi warga sekitar, dalam keadaan terkapar di atas makam ayahandanya di permakaman Dusun Sugihan, Desa Japan, Sooko, Mojokerto, sekitar pukul 15.30 WIB.
Diduga kuat, korban tewas seketika di lokasi tersebut, usai menenggak cairan berisi racun yang dikemas dalam wadah botol minuman kemasan.