Gunung Semeru Erupsi

Tak Ada Alarm EWS Bikin Erupsi Gunung Semeru Tak Terdeteksi Sejak Dini, Sebabkan Banyak Korban

Penulis: Tony Hermawan
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

video viral yang menampilkan kepanikan warga di Lumajang saat Gunung Semeru erupsi

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).

Setidaknya, sampai sekarang korban yang terdata mengalami luka bakar mencapai 38 orang. Bahkan ada seorang janda, Mak Um (50) tewas akibat terkena Awan Panas Guguran (APG) Semeru.

Rupanya, banyaknya korban berjatuhan karena kesiapan pemerintah mengantisipasi bencana alam masih sangat kurang. Keberadaan Early Warning System (EWS) selama ini tidak ada di Desa Curah Kobokan. Padahal alat itu penting untuk mendeteksi peringatan dini bencana.

"Alarm (EWS) gak ada, hanya sismometer di daerah Dusun Kamar A. Itu untuk memantau pergerakan air dari atas agar bisa disampaikan ke penambang di bawah," kata Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang.

Disebutkan Joko, sebelum bencana itu menghantam alat seismoter itu membaca getaran kenaikan debit air mencapai 24 amak. Sementara aktivitas vulkanik Gunung Semeru secara visual tidak terlihat. Sebab, ketika itu Gunung Semeru tertutup kabut tebal.

Baca juga: Ibu Hamil Jadi Korban Erupsi Gunung Semeru, Usia Kehamilan Sudah 9 Bulan

"Info detail yang saya dapat sebelum kejadian, Gunung Semeru tertutup kabut. Tapi dari kamera CCTV pos pantau (GunungĀ 
Sawur) terlihat kepulan namun tidak terekam getaran," ujarnya.

Minimnya, peringatan serta edukasi soal bahaya lava panas juga diduga menjadi penyebab korban selamatkan diri. Ternyata saat APG mulai turun ke lereng gunung sebagaian warga malah menyaksikan fenomena itu di lokasi pertambangan.

"Waktu APG turun banyak yang lihat di sungai, mungkin mereka tidak membayangkan sebesar itu. Memang biasanya waktu banjir orang-orang lihat terus divideo," pungkasnya.

Ket Foto : Seorang warga mengalami luka bakar parah akibat terkena lava panas Gunung Semeru.

--------

Akses Terputus, Korban Erupsi Gunung Semeru di Curah Kobokan Dievakuasi dari Malang

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Dusun Kamar A, Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang merupakan kawasan yang paling terdampak saat Gunung Semeru kembali erupsi, pada Sabtu (4/12/2021).

Namun, karena Jembatan Piket Nol terputus saat bencana alam terjadi, membuat tim penyelemat mengevakuasi warga yang berada di lereng Gunung Semeru. Padahal saat ini sebagaian besar warga Desa Curah Kobokan terjebak tak bisa menyelamatkan diri.

Joko Sambang, Kepala Bidang kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengatakan, skenario evakuasi akan melibatkan personel BPBD dari Malang.

Halaman
12

Berita Terkini