Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Erupsi Gunung Semeru benar-benar menyisahkan kisah pilu.
Seusai Rumini seorang anak yang ditemukan tewas berpelukan bersama ibunya, kali ini ada kisah seekor anjing.
Seekor anjing jenis mix herder ditemukan hidup di kawasan pemukiman, yang terdampak erupsi Gunung Semeru, Dusun Curah Kobokan, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Pasca erupsi pada Sabtu (14/12) lalu, anjing itu selama 12 hari berkeliaran di sudut-sudut pemukiman.
Diduga kuat, hewan berbulu itu sedang menunggu tuannya.
Kisah haru Nemo diungkap oleh Founder Animals Hope Shelter, Christian Joshua Pale.
Nemo selama 12 hari berada di kawasan zona hitam bahaya erupsi susulan.
Disebutkan Christian, keberadaan Nemo, pertama kali diketahui oleh Tim Sar Baret Nasdem yang membantu melakukan operasi SAR pencarian korban di Dusun Curah Kobokan.
Nemo selalu kabur saat didekati oleh para tim SAR.
Sehingga relawan kesulitan untuk mengevakuasinya. Diduga kuat, hewan berbulu itu hanya ingin bertemu tuannya.
"Nemo ini anjing milik salah seorang warga, dia biasa jaga lahan kebun milik tuannya. Tuannya diduga meninggal jadi korban erupsi," katanya.
Untung, salah seorang relawan memahami isyarat yang ditunjukkan Nemo. Ia minta ingin diikuti. Setelah diikuti, anjing itu kemudian berhenti di salah satu timbunan material vulkanik.
Relawan yang mencurigainya kemudian meminta bantuan TNI dan anjing K-9. Lokasi itu diendus dan digali.
"Di lokasi yang ditunjukkan Nemo, ada tiga jenazah. Dan sedihnya itu ditemukan jenazah Putri (28) dan Salsa (3) sedang berpelukan, kondisi ibunya hangus, tapi anaknya utuh," katanya.