TRIBUNJATIM.COM - Pada 10 hari terakhir Ramadan, umat Muslim biasa melakukan itikaf di masjid.
Adapun itikaf dilakukan demi meraih keutamaan malam Lailatul Qadar.
Lantas, apa yang dibaca saat itikaf?
Simak penjelasannya berikut ini dilansir Tribun Jatim dari berbagai sumber.
Baca juga: Apa itu Itikaf? Biasa Dilakukan di Masjid pada 10 Hari Terakhir Ramadan untuk Raih Lailatul Qadar
Melansir Tribun Pontianak, Selasa (19/4/2022), itikaf di masjid biasanya dilakukan pada malam-malam ganjil untuk meraih malam Lailatul Qadar.
Saat itikaf tentunya memperbanyak amal shaleh dan ibadah.
Rasulullah SAW selalu itikaf di 10 hari terakhir Ramadan.
Bahkan di tahun wafatnya, ia beritikaf selama 20 hari.
Bagi Anda yang ingin melaksanakan itikaf, ada beberapa hal yang harus dipahami.
Di antaranya lafal niat untuk itikaf.
Baca juga: Tata Cara Itikaf yang Benar untuk Meraih Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
Adapun bacaan niat itikaf sebagai berikut:
نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala
Artinya:
“Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala."
Saat itikaf dianjurkan untuk membaca doa:
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”
Untuk itikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah bila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut :
1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.
2. Berdiam di Masjid
3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.
Adapun hal-hal yang membatalkan itikaf adalah keluar dari masjid tanpa keperluan yang jelas, bercampur dengan istri, murtad, hilang akal karena gila atau mabuk, serta datang haid dan nifas ataupun semua yang mendatangkan hadats besar.
Waktu pelaksanaan itikaf
Selain itu, perkara itikaf dimulai jam berapa juga sering dipertanyakan?
Dilansir dari Banjarmasin Post, waktu itikaf dimulai ketika matahari terbenam pada malam ke-21 (atau ke-20 jika Ramadannya 29 hari) hingga habis Ramadan, yakni saat matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Lebih diutamakan jika ia meneruskan hingga salat Idul Fitri dan baru meninggalkan masjid setelah salat Idul Fitri.
Waktu itikaf sunnah suka rela atau tidak dibatasi.
Menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, meskipun waktunya singkat, seseorang yang berdiam diri di masjid dengan niat itikaf maka itu termasuk itikaf.
Baca juga: Cara Salat Lailatul Qadar & Surat yang Dibaca, Serta Doa Lailatul Qadar Dianjurkan Nabi Muhammad SAW
Namun menurut mazhab Maliki, waktu beritikaf minimal adalah sehari semalam.
Menurut mazhab Syafi’i, waktu itikaf minimal adalah bisa disebut menetap atau berdiam diri di masjid, yaitu lebih panjang dari ukuran waktu tuma’ninah saat ruku’ atau sujud.
Jadi menurut mazhab Syafii, Hanafi dan Hanbali, seseorang yang itikaf satu jam atau bahkan hanya setengah jam pun boleh.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bagi yang tidak bisa beritikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadan, ia bisa beritikaf sebagiannya, seperti datang ke masjid menjelang salat Isya dan beritikaf sampai subuh.
Bisa juga datang ke masjid beberapa jam sebelum salat subuh dan beritikaf sampai Subuh atau pagi hari.
Baca artikel seputar Ramadan 2022 lainnya