TRIBUNJATIM.COM - Setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Satu di antara quote Kartini yang terkenal adalah Habis Gelap Terbitlah Terang.
Lantas, apa arti Habis Gelap Terbitlah Terang itu?
Simak penjelasannya dilansir dari bobo.grid.id, Kamis (21/4/2022).
RA Kartini adalah pahlawan yang memelopori gerakan emansipasi wanita atau emansipasi perempuan.
Baca juga: Deretan Kutipan RA Kartini dari Buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Cocok Jadi Status di Media Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan; persamaan hak dalam berbagai kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum perempuan dengan kaum pria).
Dalam perjuangan menegakkan emansipasi perempuan, perjuangan Kartini tercatat dalam buku berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.
Melansir Kompasiana, adapun kalimat Habis Gelap Terbitlah Terang mengungkapkan bahwa setiap manusia akan mengalami masa-masa sulit, tetapi juga akan merasakan masa-masa membahagiakan.
Kalimat tersebut mengingatkan bahwa tidak perlu sedih dalam keadaan apapun yang kita alami, karena badai pasti berlalu.
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Ibu Kita Kartini Ciptaan WR Soepratman untuk Mengenang Jasa RA Kartini
Isi Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang' adalah surat-surat Kartini kepada para sahabatnya yang merupakan orang Belanda.
Kemudian kumpulan surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan.
Dilansir dari Kompas.com, kumpulan surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan pertama kali diterbitkan pada 1911.
Buku itu disusun oleh JH Abendanon, salah seorang sahabat pena Kartini yang kala itu menjabat sebagai menteri (direktur) kebudayaan, agama, dan kerajinan Hindia Belanda.
Di dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menceritakan perjuangannya menggapai hak yang setara bagi perempuan dan laki-laki.
Di dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang akan dijumpai kata-kata seperti nasionalisme, demokrasi, negara, bangsa, kemerdekaan, hingga kesadaran nasional.
Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan dan beredar luas di golongan elit cendekiawan Indonesia pada saat itu.
Dalam surat-suratnya, Kartini menuliskan gagasannya tentang kekangan sistem feodal dan kolonial yang menghambat kemajuan bangsa pribumi Indonesia.
Selain itu, Kartini juga mencantumkan gagasannya tentang bagaimana seharusnya peran perempuan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Sistem feodal adalah pemberian hak-hak istimewa pada sebagian orang yang hanya berasal dari kalangan bangsawan, terpelajar, atau orang-orang berkuasa.
Sedangkan sistem kolonial adalah pemberian hak-hak istimewa hanya kepada penjajah dan orang yang bekerja untuk penjajah.
Menurut Kartini, kedua sistem tersebut menghambat kemajuan bangsa karena adanya ketidakadilan pada masyarakat biasa, terutama bagi perempuan.
Gagasan Kartini itulah yang menjadi asal usul dari gerakan emansipasi perempuan.
Baca juga: LINK Twibbon Hari Kartini 2022, Contoh Kata-kata Ucapan, Cocok Dijadikan Status di Media Sosial
Cetakan Terakhir
Surat pertama Kartini tertanggal 25 Mei 1899 dan ditujukan untuk Estella H. Zeehandelaar.
Selain Estella, Kartini juga mengirim ke Nyonya Ovink-Soer, Nyonya RM Abendanon-Mandri, Tuan Prof Dr GK Anton dan istrinya, Nona Hilda G de Booij, dan Nyonya van Kol.
Tercatat, Surat terakhir Kartini ditujukan untuk Nyonya Abendanon-Mandri tertanggal 7 September 1904. Setelah itu, buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang' dicetak sebanyak 5 kali.
Pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang terdapat 106 surat Kartini kepada para sahabatnya.
Berikut ini daftar penerima dan jumlah surat yang telah ditulis Kartini:
1. Estelle H Zeehandelaar atau Stella (14 surat),
2. Ny Ovink-Soer (8 surat),
3. Tuan Prof dr GK Anton di Jena dan istrinya (3 surat)
4. Dr N Andriani (4 surat)
5. Ny HG de Booy-Boisevain (5 surat)
6. Ir HH van Kol (3 surat)
7. Ny N van Kol (3 surat)
8 Ny RM Abendanon-Mandri (49 surat)
9. Mr JH Abendanon (5 surat)
10. EC Abendanon (6 surat)
11. Sepucuk surat tidak jelas ditujukan kepada siapa,
12. Sepucuk lagi merupakan surat gabungan kepada pasangan suami istri Abendanon.
Tercatat bahwa RA Kartini menulis suratnya dalam Bahasa Melayu.
Namun, buku Habis Gelap Terbitlah Terang sudah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, seperti bahasa Jawa dan Sunda.
Dampak Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang mampu menumbuhkan semangat perjuangan kebangsaan pemuda Indonesia.
Buku ini menjadi bacaan anggota Perhimpunan Indonesia dan Budi Utomo yang menjadi organisasi pemuda dalam melawan penjajahan di Indonesia.
Buku itu memperoleh reaksi positif dari masyarakat dan mendapat dukungan di Belanda. Karena banyaknya dukungan pada gerakan emansipasi tersebut, pada tahun 1916, Kartini mendirikan Yayasan Kartini.
Yayasan Kartini kemudian mendirikan sekolah perempuan di beberapa daerah Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang hingga Cirebon.
Artikel lainnya berita Jatim terkini
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com