TRIBUNJATIM.COM - Tak terasa kini sudah memasuki 10 hari kedua Ramadan.
Satu di antara amalan menjelang akhir Bulan Ramadan ialah itikaf.
Lantas, sebenarnya itikaf kapan dilaksanakan?
Simak ulasannya.
Baca juga: Itikaf Dimulai Jam Berapa? Simak Tata Cara Itikaf yang Benar pada 10 Hari Terakhir Ramadan 1443 H
Itikaf apa artinya?
Perlu diketahui itikaf merupakan ibadah yang bernilai istimewa terlebih jika dilakukan pada Bulan Ramadan.
Ibadah ini sangatlah dianjurkan dilakukan pada sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadan.
Adapuin itikaf dimaksudkan untuk mencari malam Lailatul Qadar atau kerap disebut malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Hal ini pun telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang pernah disampaikan oleh istrinya, Aisyah RA:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان حتى توفاه الله عز وجلّ ، ثمّ اعتكف أوزاجه من بعده متفق عليه.
“Bahwasannya Nabi SAW selalu beritikaf di sepuluh hari terakhir dari Bulan Ramadan sampai Allah memanggilnya, kemudian istri-istrinya meneruskan itikafnya setelah itu.” Muttafaqun ‘alaih
Bagi umat muslim yang akan melaksanakan Itikaf di masjid, perlu memperhatikan syarat dan rukun itikaf sebelum menunaikkannya.
Baca juga: Apa yang Dibaca saat Itikaf untuk Raih Lailatul Qadar? Berikut Bacaan Niat dan Waktu Pelaksanaannya
Syarat dan rukun itikaf
Dilansir dari Tribun Sumsel, pertama, niat, dalam itikaf harus ada niat sehingga orang yang melakukannya paham apa yang harus dilakukan.
Bahkan jangan sampai melamun dan pikiran kosong.
نويت الاعتكاف لله تعالي
Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala
Kedua, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beritikaf.
Sebagaimana firman Allah SWT :
“…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).
Orang yang melakukan itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadast besar (ada pendapat yang mengatakan bahwa hadast kecil juga membatalkan itikaf), dan harus di masjid.
Itikaf dimulai jam berapa?
Satu di antara yang sering ditanyakan ialah itikaf dimulai jam berapa?
Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Dilansir dari Banjarmasin Post, waktu itikaf dimulai ketika matahari terbenam pada malam ke-21 (atau ke-20 jika Ramadannya 29 hari) hingga habis Ramadan, yakni saat matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Lebih diutamakan jika ia meneruskan hingga salat Idul Fitri dan baru meninggalkan masjid setelah salat Idul Fitri.
Waktu itikaf sunnah suka rela atau tidak dibatasi.
Menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, meskipun waktunya singkat, seseorang yang berdiam diri di masjid dengan niat itikaf maka itu termasuk itikaf.
Namun menurut mazhab Maliki, waktu beritikaf minimal adalah sehari semalam.
Baca juga: Tata Cara Itikaf yang Benar untuk Meraih Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
Menurut mazhab Syafii, waktu itikaf minimal adalah bisa disebut menetap atau berdiam diri di masjid, yaitu lebih panjang dari ukuran waktu tuma’ninah saat ruku’ atau sujud.
Jadi menurut mazhab Syafii, Hanafi dan Hanbali, seseorang yang itikaf satu jam atau bahkan hanya setengah jam pun boleh.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bagi yang tidak bisa beritikaf penuh pada 10 hari terakhir Ramadan, ia bisa beritikaf sebagiannya, seperti datang ke masjid menjelang salat Isya dan beritikaf sampai subuh.
Bisa juga datang ke masjid beberapa jam sebelum salat subuh dan beritikaf sampai Subuh atau pagi hari.
Artikel Ramadan 2022 lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com