Sejak kecil hingga dewasa dan menjadi anggota TNI, akhlaknya tetap santun dan baik dengan semua orang.
"Kalau pulang maupun hendak berangkat tugas selalu pamit dan jabat tangan dengan para tetangga, termasuk dengan keluarga," katanya.
Mif, katanya, punya rencana juga akan mengumpulkan teman- teman sekolahnya ketika sudah pulang dari tugas di Papua.
"Anak itu baik, santun sama semua orang," kata Sartono.
Bahkan, almarhum belum berencana untuk menikah karena ingin melanjutkan sekolah sebagai seorang tentara.
"Dia belum, belum punya pacar. Dia tidak mikir itu, karena maunya hanya ingin sekolah dulu," ungkapnya.
Sartono berharap kejadian yang dialami anaknya menjadi insiden terakhir. Dan keberadaan KKB segera bisa diselesaikan.
Doa dari semua orang untuk anaknya sangat ia harapkan.
"Semoga husnul khotimah," ujarnya.
Ia juga memohon maaf pada semua teman, dan orang yang mengenal anaknya.
Sementara itu, ibu Pratu Dwi Miftahul Achyar, Rumina belum bisa diajak bicara karena masih syok dan hanya berucap kalau anaknya masih sehat berulang kali.
Dikutip dari Tribunnews.com, sebelumnya Pratu Dwi Miftahul Achyar gugur akibat serangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di sekitar Kalikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (23/4/2022).
Pratu Dwi Miftahul Achyar adalah anggota Yon Taifib 2 Pasmar 2 yang tergabung dalam Satgas Trisula.
Saat kejadian, Jumat (22/4/2022) sekitar pukul 17.00 WIT, Tim Trisula Denpursus Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar yang berjumlah 28 personel sedang melaksanakan Parimeter Siaga Senja Patroli Ambush di sekitar Kalikote.
Tim mendapatkan serangan dari KSTP dan terjadi kontak tembak.