Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pengasapan (fogging) dilakukan menyeluruh di RW 9 Dusun Melikan, Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Kamis (9/6/2022).
Fogging dalam skala luas ini dilakukan setelah sebelumnya ada 16 warga yang terkena chikungunya.
Mereka mengalami beragam gejala, mulai dari yang ringan hingga tidak bisa jalan.
"Sebelumnya memang hanya 12 penderita. Saat mau fogging, ditemukan lagi 4 penderita," terang Kepala Dusun Melikan, Lantur Gyono.
Menurut Lantur, rencana awal pengasapan dilakukan di dua titik, yaitu di RW 3 dan RW 4.
Namun pihaknya menduga, jumlah penderita sebenarnya jauh lebih banyak dan ada di luar dua RT itu juga.
Baca juga: 9 Warga Sananwetan Kota Blitar Terkena DBD dan Chikungunya, Warga Resah dan Minta Fogging
Karena itu Lantur mengusulkan agar pengasapan dilakukan di satu RW.
"Saya yakin banyak warga yang tidak lapor, karena mengira penyakit biasa. Gejalanya memang mirip sakit asam urat," ungkapnya.
Gejala yang paling ringan muncul ruam dan terasa gatal di badan.
Namun yang paling banyak adalah nyeri di bagian persendian.
Kondisi paling parah ada dua orang, hingga menyebabkan kesulitan berjalan.
"Jalannya jadi seyek (pincang) karena persendiannya sulit digerakkan. Tapi tidak sampai lumpuh," ucap Lantur.
Baca juga: Waspadai Chikungunya, Gejala Chikungunya Dapat Menjadi Parah dan Melumpuhkan
Petugas kesehatan mendatangi setiap warga yang sakit dan diberi obat.
Diakui Lantur, serangan cikungunya ini tidak lepas dari kesadaran lingkungan untuk menjaga kebersihan.
Sebab vektor virus chikungunya ini adalah nyamuk aedes aegypti, yang juga menyebarkan demam berdarah dengue (DBD).
Hari ini pemerintah desa dibantu petugas kesehatan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sasarannya adalah benda-benda yang bisa menampung air.
Baca juga: Membusuk Sebelum Dipanen, Petani Cabai di Malang Resah Tak Bisa Nikmati Tingginya Harga Cabai
Termasuk bak air di WC yang jarang dikuras.
"Masih ada warga yang enggan menutup penampungan air. Ini yang berisiko memunculkan nyamuk baru," keluh Lantur.
Pengasapan hanya untuk membunuh membunuh nyamuk dewasa.
Sementara telur dan jentik hanya bisa dibasmi dengan memberantas sarangnya.
Tanpa memberantas sarangnya, maka dalam waktu singkat akan muncul nyamuk dewasa.
"Khawatir saya nyamuk baru mulai menetas karena sarangnya masih ada lalu muncul kasus baru," pungkas Lantur.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com