Berita Lamongan

Geger! Banner di Makam Guru Tasawuf di Lamongan Hilang, Pelaku Diminta Segera Minta Maaf

Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Banner pemberitahuan rencana renovasi Makam Mbah Munshorif, Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan yang terpasang di lokasi disatroni oleh tangan jahil.

"Benner yang dipasang di depan Makam Mbah Munshorif ini hilang, " ujar Akhmad Khafid, salah satu pembina dan pengurus Yayasan Guyup Rukun Lamongan kepada wartawan, Sabtu (18/6/2022).

Hilangnya banner tersebut diduga dilakukan oleh seseorang yang tidak sefaham untuk merenovasi makam Mbah Munshorif, yang selama hidupnya menjadi panutan warga sebagai seorang guru tasawuf.

Khafidz menyayangkan insiden pencurian banner di makam ini. Ia masih berharap pelaku menyadari dan segera meminta maaf kepada pihak yayasan, panitia renovasi dan ahli waris.

Yayasan Guyup Rukun ini didirikan langsung oleh Mbah Munshorif. "Betul, teman-teman di Yayasan Guyup Rukun akan menempuh jalur hukum pada kasus ini jika pelaku tak segera minta maaf dalam waktu 3x24 jam mulai dari sekarang," tandasnya.

Baca juga: Kisah di Balik Makam Bujuk Kramat di Sampang, Juru Kunci Ungkap Hal yang Banyak Masyarakat Tak Tahu

Khafidz juga berharap, ke depan insiden seperti ini tak terulang kembali. Dan perbuatan ini tidak dilakukan oleh anak didik Mbah Munshorif.

"Mbah Munshorif pendidik dan pengajar tasawuf mengajarkan bahwa mengambil hak orang lain tanpa izin itu dosa," katanya.

Mbah Munshorif merupakan tokoh yang namanya mashur di wilayah Lamongan dan sekitarnya.

Semasa hidupnya, Mbah Munshorif menjadi rujukan dan kerap dimintai pertimbangan oleh sejumlah lapisan dan tokoh masyarakat.

Mulai dari kiai, pejabat, hingga rakyat biasa pun banyak yang bertandang ke kediamannya untuk meminta saran dan petuahnya.

Baca juga: Mengintip Indahnya Makam Eril, Rancangan Khusus Ridwan Kamil: Tidak Sia-sia, Atalia Pantau Langsung

Tak cukup itu, masyarakat setempat kala itu juga meyakini bahwa dawuh dan doa Mbah Munshorif sangat ampuh dan mustajab.

Selain menjadi sosok yang nyentrik, Mbah Munshorif juga merupakan salah satu ulama tasawuf yang mempunyai karangan sebuah kitab berjudul 'Al-Bidaayatu Majallatu An-Nihaayat'.

Sementara itu, salah satu ahli waris Mbah Munshorif, Suwarno mengungkapkan pihaknya tak menyangka terjadi insiden  ini. Ia menyayangkan adanya pencurian banner ini. 

"Kami menilai jika kejadian ini menunjukkan adanya sikap intoleran yang bisa menimbulkan provokasi terhadap santri atau anak didik Mbah Munshorif dari berbagai daerah," katanya.

Oleh sebab itu, Suwarno berharap, siapapun yang jahil mengambil atau menurunkan banner segera meminta maaf kepada pihak-pihak terkait.

Ia masih membuka pintu maaf pada yang bersangkutan untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.

Berita Terkini