Cara ini dianggap untuk membuat jera sosok yang menyebabkan kesurupan.
"Semua nisan makam dihancurkan. Akhirnya terpaksa kami ganti dengan nisan baru," ujar Bogy.
Namun yang menjadi masalah, pada nisan lama tertera informasi identitas jenazah.
Di atasnya tertulis nomor rekam medik, kasus kecelakaan atau kasus yang ditangani Reskrim, dan lokasi penemuan.
Catatan itu penting jika ada keluarga yang melakukan pelacakan di masa mendatang.
"Informasi-informasi itu akhirnya hilang semua. Jadi identitas medisnya suah tidak bisa dipulihkan," keluh Bogy.
Bogy menambahkan, Ada sekitar 3 makam yang berhasil diidentifikasi setelah dimakamkan.
Namun karena terlanjur dimakamkan, keluarga merelakan jenazah tetap di pemakaman ini.
Ada pula janazah orang tua pejabat tinggi dengan pangkat bintang yang terpaksa dimakamkan di tempat ini.
Warga asal Pulau Sumatera ini terkonfirmasi Covid-19 saat berkunjung ke kerabatnya di Tulungagung.
Karena situasi pandemi Covid-19, maka jenazah tidak bisa dipulangkan dengan moda transportasi apa pun.
Pihak keluarga akhirnya pasrah kepada IKF RSUD dr Iskak untuk memakamkan lelaki malang ini.
"Karena kami tidak punya lahan lain, akhirnya kami makamkan di sini. Jadi satu dengan jenazah yang tidak dikenal," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com