Penangkapan DPO Pencabulan Jombang

Viral Video Ajakan Perang Badar di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, Ini Penjelasan Pengurus

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral video orator berapi-api menukil sejarah Perang Badar di zaman Rasullulah, di hadapan para santri dan jemaah Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jumat (8/7/2022).

"Bersama surat ini kami mau menjelaskan bahwa pada saat penerimaan saudara-saudara yang pulang kembali ke Pesantren Shiddiqiyyah dari Polres Jombang. Selaku pengurus Orshid diminta untuk memberikan sambutan penerimaan."

"Pada saat bersalaman dengan mereka semua terlihat kondisi mereka yang kehilangan semangat, lunglai dan sebagian menangis haru. Melihat itu kami merasa perlu untuk memberikan semangat kepada mereka agar tetap siap berjuang dalam menjalankan program-program pesantren."

Edi sengaja memilih diksi dalam orasinya dengan susunan kata puitis, dalam menceritakan kisah perang zaman Rasullulah, agar para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, kembali bersemangat. 

"Kami sengaja memilih gaya bahasa puitis agar bisa disampaikan secara singkat, jelas dan padat dalam menyemangati mereka untuk tetap kuat dalam ibadah, dengan mengambil kisah dari Perang Badar, sebab saat mereka datang semua orang yang hadir menyambut mereka dengan bacaan doa 'Sholawat Badar'. Terutama setelah selesai Perang Badar, Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Ada perang yang lebih besar dari pada Perang Badar'. 'Apakah itu ya Rasulullah?' tanya sahabat. Rosul menjawab, 'itu perang melawan Hawa Nafsu'."

Baca juga: Mas Bechi Anak Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Tak Ikut Salat Idul Adha Jamaah, Keluarga: Stabil

"Bahwa apa yang sudah mereka alami mengandung hikmah yang besar, yaitu untuk menghormati Ulama Warotsatul Anbiya, yaitu Bapak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi dan ajaran Shiddiqiyyah, serta untuk kejayaan Indonesia Raya."

Kemudian, Edi juga menjelaskan, di tengah orasinya, dirinya juga melakukan umpan balik pernyataan yang bermaksud memantik motivasi para santri dan jemaah Shiddiqiyyah. 

Namun, ia mengakui, di sela melontarkan ucapan umpan balik itu, dirinya terselip lidah sehingga terdapat bagian diksi kalimat yang tidak utuh, lalu terkesan dalam rekaman video tersebut, menimbulkan penafsiran pemahaman yang berbeda dari pemahamannya. 

"Kemudian sebagai bagian akhir, kami menyampaikan agar mereka menjawab dengan penuh semangat, 'siapkah Anda untuk berjuang di Shiddiqiyyah?' dan mereka menjawab 'siap'. 'Siapkah berperang melawan hawa nafsu?'."

"Maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah Perang Badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah, sehingga saya hanya menyampaikan 'Siap berperang?' yang seharusnya, 'Siap berperang melawan Hawa Nafsu?'."

"Untuk itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Ketua Umum Orshid atas kesalahan ucap yang telah saya lakukan itu. Niat kami hanya ingin memberikan semangat kepada mereka agar mereka tetap semangat dalam menjalankan ibadah dan program-program pesantren."

Sebelumnya, 323 orang dari area Ponpes Shiddiqiyyah yang berupaya menghalangi upaya petugas kepolisian gabungan menangkap paksa Mas Bechi, DPO kasus pencabulan santri putri, diamankan ke Mapolres Jombang, Kamis (7/7/2022). 

Namun, setelah didata dan dimintai keterangan satu per satu, ternyata lima orang di antaranya terbukti melakukan upaya perlawanan secara langsung terhadap petugas. 

Kelima orang tersebut kini telah berstatus sebagai tersangka, dan mulai Jumat (8/7/2022), dilakukan penahanan. Mereka antara lain sebagai berikut:

1) Dede, bertindak sebagai sopir mobil Panther milik ponpes sekaligus sopir pribadi MSAT. 

Dede bertindak mengemudikan mobil Panther untuk menabrak petugas kepolisian yang melakukan pengejaran, pada Minggu (3/7/2022) kemarin. 

Halaman
123

Berita Terkini