Beberapa minggu ke depan rekayasa ini akan dievaluasi dengan melibatkan masyarakat.
"Nanti akan dilihat lagi, bagaimana baiknya. Intinya jangan sampai terjadi kemacetan di atas Jembatan Lembupeteng," tegas Galih Nusantoro.
Lebih jauh, Galih menerangkan, secara teknis jembatan dirancang untuk pembebanan dinamis.
Artinya, beban yang ditimbulkan oleh berat kendaraan hanya boleh lewat di atas jembatan, dan tidak boleh berhenti di atasnya.
Sebab jika kendaraan ukuran berat berhenti di atasnya, maka akan terjadi pembebanan statis.
"Kalau sering menerima beban statis, maka akan memperpendek masa usia jembatan. Apalagi jembatan ini pernah ambles di kedua sayapnya," pungkas Galih.
Jembatan Lembupeteng berada di Jalan Nasional Tulungagung-Trenggalek, melintasi Sungai Ngrowo.
Jembatan ini menjadi ramai, karena perkembangan wilayah di sekitarnya.
Kedua bantaran kali berubah menjadi permukiman, taman kota, pusat kuliner dan tempat hiburan.
Pantauan di lapangan, pemasangan rambu ini masih sering dilanggar oleh warga.
Misalnya pemotor banyak yang putar balik di antas Jembatan Lembupeteng.
Demikian pula rekayasa jalur di timur jembatan kerap diabaikan oleh warga.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Tulungagung