"Mulai dua bulan lalu ada kedelai subsidi, tapi kami hanya dijatah 30-35 kilogram kedelai subsidi per hari," katanya.
Perajin lainnya, Iwan mengatakan, produksi tahu miliknya juga turun sejak harga kedelai mahal.
Sekarang, tiap hari, ia hanya memproduksi 30 kilogram kedelai untuk membuat tahu.
"Biasanya produksinya 50 kilogram kedelai per hari. Sekarang produksinya menyesuaikan jatah dari kedelai subsidi," katanya.
Selain itu, kata Iwan, permintaan tahu di pasar juga turun karena harga jual tahu naik.
"Harga jualnya dinaikan, tapi pembelinya berkurang," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan, kedelai subsidi dari pemerintah sudah didistribusikan kepada perajin tahu dan tempe sejak dua bulan lalu.
Kedelai subsidi dari pemerintah didistribusikan lewat koperasi perajin tahu dan tempe.
"Karena koperasi tahu dan tempe di Kota Blitar tidak aktif, akhirnya distribusi kedelai subsidi untuk perajin tahu tempe di Kota Blitar dilewatkan koperasi perajin tahu dan tempe Kabupaten Blitar," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Blitar