Dari pertempuran itu, sebanyak 35 pasukan TRIP gugur termasuk komandan Batalion 5000 bernama Susanto. Sedangkan tiga orang anggota TRIP selamat, dan segera menuju ke markas komando yang ada di Blitar.
"Dari tiga orang selamat tersebut, akhirnya diketahui kejadian pertempuran itu. Tiga hari kemudian, dibantu warga sekitar, jenazah ke-35 tentara TRIP dimakamkan menjadi satu liang lahat. Untuk mengenang pertempuran dan perjuangan tentara TRIP, Jalan Salak diganti namanya menjadi Jalan Pahlawan TRIP," terangnya.
Dirinya berharap melalui cerita sejarah yang disampaikan itu, para generasi muda di Malang bisa menghargai dan peduli dengan keberadaan monumen Pahlawan TRIP.
"Jalan tersebut tentunya memiliki nilai historis yang sangat tinggi, termasuk adanya makam 35 tentara TRIP dan monumen. Kami berharap, para generasi muda bisa peduli dengan sejarah dan tidak melakukan vandalisme," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com