Pembunuhan Brigadir J

Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J Manipulasi? Pengacara Bahas Calon Istri Yosua & Magelang-Jakarta

Penulis: Ignatia
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret CCTV Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi usai dinyatakan tersangka, kolase foto kebersamaan Brigadir J dan kekasihnya, (15/8/2022).

TRIBUNJATIM.COM - Pasca menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir J atau Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo disoroti soal motif.

Motif pembunuhan masih menjadi pertanyaan besar di tengah publik.

Meskipun secara terang, Kapolri hingga institusi terkait sudah memberikan petunjuk soal pemicu amarah suami Putri Candrawathi itu.

Pengacara Brigadir J tampaknya tetap memandang adanya faktor tak masuk akal dalam motif yang dikeluarkan polisi.

Pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat bukan tanpa sebab yang besar.

Baca juga: Putri Berantakan setelah Brigadir J Masuk Kamarnya, Kuat Suruh Lapor Sambo, Kamaruddin: Gak Waras

Jika disebutkan hanya perihal perselingkuhan dan pelecehan, hal ini masih menjadi tanda tanya bagi tim pengacara keluarga Brigadir J.

Menurut pengacara keluarga Brigadir J, soal motif bisa dimanipulasi oleh Ferdy Sambo dan kepolisian.

Ada banyak kejanggalan yang menurut pengacara Brigadir J nilai tak masuk akal sehat.

Terutama perihal perjalanan dari Magelang ke Jakarta, hingga sosok Vera Simanjuntak calon istri Brigadir Yosua.

Pengacara Brigadir J menyatakan adanya dugaan motif dibuat-buat.

Pada saat Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri, terungkap motif pembunuhan Brigadir Yosua terkait pelecehan atau perselingkuhan.

Menanggapi hal tersebut, Martin Lukas Simanjuntak, tim kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua mengatakan, hal itu tidak masuk akal.

"(Motif) inikan sumbernya dari BAP tersangka dan BAP saksi. Apakah kita masih bisa mempercayai keterangan para pembohong?" kata Martin, pada wawancara dengan Kompas TV, Jumat (26/8/2022) malam.

Martin bukan bermaksud menyebut Komisi III DPR atau Kapolri sebagai pembohong.

Baca juga: Surat Ferdy Sambo Hanya Permainan Kata? Tidak Minta Maaf ke Keluarga Brigadir J, Pakar: Drama

"Bukan komisi III, bukan kapolri yang pembohong, tapi pembuat sumber itu (pemberi keterangan di BAP)," ujar dia.

Soal kebohongan itu, dia menyebut dimulai dari adanya rekayasa kasus kematian Brigadir Yosua.

Awalnya disebut pengancaman dan pelecehan, yang kini terungkap ternyata hanya untuk menutupi kejahatan.

"Materi pemeriksaan keterangan tersangka tidak bisa lagi dipercaya," jelasnya.

Soal pernyataan bahwa pelecehan terjadi di Magelang, dia menyebut hal itu juga tidak bisa diterima akal sehat.

Baca juga: Ternyata Diam-diam Ferdy Sambo Sudah Nikah Siri? Brigadir J Disebut Ngadu ke Putri Candrawathi

"Mari kita pakai akal sehat. Mengapa masih diberi kesempatan bersama-sama pulang ke Jakarta," jelasnya.

Dia menyebut, pelecehan itu hanya halusinasi yang diciptakan untuk mengaburkan fakta.

"Tidak masuk akal ada pelecehan. Calon istri Yosua lebih cantik dari Ibu Putri," ujarnya.

Selain itu, status Putri Candrawathi juga seorang istri jenderal bintang dua yang menjabat Kadiv Propam.

"Segitu bodohnya Yosua mempertaruhkan nyawanya, adik, dan keluarganya. Ini tidak masuk akal," jelasnya.

Sedekat apa Brigadir J dan anak-anak Irjen Ferdy Sambo-Putri Candrawathi? (TribunMedan)

Ferdy Sambo sendiri telah mengungkapkan permintaan maafnya kepada institusi polri, tetapi tidak dengan keluarga Brigadir J.

Sambo menyatakan hal tersebut lewat surat yang sampai saat ini masih penuh tanda tanya.

Ferdy Sambo sempat menulis surat berisi permohonan maaf.

Dalam surat itu, Sambo menyampaikan permohonan maaf kepada senior, rekan perwira tinggi, perwira menengah, perwira pertama, dan bintara Polri atas kasus yang tengah menjeratnya.

Surat tertanggal 22 Agustus 2022 itu juga dibubuhi tanda tangan di atas materai Rp 10.000.

Baca juga: Arti Dipecat Tidak dengan Hormat, Nahas Nasib Ferdy Sambo, Tak Dapat Hak Pensiun Kini Ajukan Banding

Dilansir dari Kompas.com, pengacara keluarga Sambo, Arman Hanis membenarkan bahwa surat itu ditulis langsung oleh kliennya, Ferdy Sambo.

"Iya benar," ujarnya singkat.

Tak hanya meminta maaf kepada rekan kepolisian, Sambo juga menyampaikan penyesalan atas perbuatan yang telah dilakukannya.

Dia mengaku siap bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat.

Kendati demikian, Sambo tidak menyinggung soal kematian Brigadir J yang tengah menyeret namanya.

Dikutip dari KompasTV, berikut isi surat permintaan maaf dan penyesalan Ferdy Sambo:

Rekan dan senior yang saya hormati,

Dengan niat yang murni, saya ingin menyampaikan rasa penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam atas dampak yang muncul secara langsung pada jabatan yang senior dan rekan-rekan jalankan dalam institusi Polri atas perbuatan saya yang telah saya lakukan.

Saya meminta maaf kepada para senior dan rekan-rekan semua, yang secara langsung merasakan akibatnya. Saya mohon permintaan maaf saya dapat diterima dan saya menyatakan siap untuk menjalankan setiap konsekuensi sesuai hukum yang berlaku.

Saya juga siap menerima tanggung jawab dan menanggung seluruh akibat hukum yang dilimpahkan kepada senior rekan-rekan yang terdampak.

Semoga kiranya rasa penyesalan dan permohonan maaf ini dapat diterima dengan terbuka dan saya siap menjalani proses hukum ini dengan baik sehingga segera mendapatkan keputusan yang membawa rasa keadilan bagi semua pihak. Terima kasih semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua.

Terima kasih semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua.

Hormat saya
Ferdy Sambo, SH, SIK, MH
Inspektur Jenderal Polisi.

Surat Ferdy Sambo (Instagram)

Seperti yang ditulis Tribun Jatim, surat yang ditulis tangan oleh suami Putri Candrawathi itu mendapatkan sorotan dari Pakar Forensik Bahasa dari Universitas Nasional, Wahyu Wibowo.

Wahyu mengatakan surat permintaan maaf Ferdy Sambo hanyalah drama dan tidak ada artinya.

Wahyu menilai surat yang tertanggal 22 Agustus 2022 ini dibuat-buat sehingga membuat seseorang yang membacanya bisa merasakan sesuatu yang intens.

"Amat sangat (drama), drama itu kan artinya sesuatu yang dibuat sehingga orang merasa terharu biru, bisa sedih, bisa ketawa, bisa marah," kata Wahyu dalam Kompas Petang di Kompas TV, Kamis (25/8/2022).

"Drama itu kan sudah dibuktikan dengan orang yang ditahan gara-gara beliau."

"Bagi saya surat itu tidak ada artinya," sambungnya.

Baca juga: Kapolri Akhirnya Ungkap Alasan Mendasar Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Ayah Yosua Sudah Siap Terima

Wahyu menganalisa surat permintaan maaf Ferdy Sambo itu melalui beberapa perspektif, yakni dari segi konteks, maksud, dan isi.

Dari segi konteks, surat ini dibuat saat Ferdy Sambo tengah dalam proses perkara pembunuhan brigadir J.

"Sebetulnya kalau kita melihat teks dalam bentuk surat, kita melihat konteks dia sedang kena perkara, kita juga bisa melihat maksud, melihat isi suratnya," jelas Wahyu.

"Kita bisa melihat ada permintaan maafnya, berarti dengan kata lain Pak Sambo melakukan suatu perbuatan yang menjadi masalah."

Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) Ferdy Sambo telah selesai digelar kemarin, Kamis (25/8/2022). (POLRITVRADIO - Kompas.com/Rahel Narda)

Wahyu menilai, permintaan maaf Ferdy Sambo di surat tersebut tidak ada bedanya dengan permintaan maaf yang pernah dilontarkan sebelumnya.

Lebih lanjut, permintaan maaf tersebut hanya ditujukan kepada senior dan rekan-rekannya di institusi Polri, bukan kepada keluarga korban, dalam hal ini keluarga Brigadir J.

Oleh karena itu, Wahyu mengatakan bahwa surat Ferdy Sambo ini hanyalah permainan kata.

"Kenapa tidak disampaikan secara langsung (kepada Brigadir J)? Kalau bagi saya, ini sedang bermain-main dengan kata-kata," tegasnya.

Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya

Berita Terkini