Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Perang melawan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang belum bisa dikatakan selesai.
Sebab, saat ini masih ditemukan sapi yang terjangkit. Ini bisa menyebabkan wabah PMK bisa berulang dan membuat lompatan kasus tak terduga. Oleh karena itu, pemerintah terlihat menggencarkan vaksinasi.
Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro adalah wilayah yang menjadi sasaran utama. Sebab, kawasan tersebut terdapat sentra peternak sapi perah.
Pemberian antigen khusus untuk hewan ternak tersebut diklaim bisa merangsang kekebalan hewan ternak, usai terserang PMK.
Namun, banyak peternak mengeluh vaksin itu tidak terlalu berdampak. Sebab, produktivitas sapi perah saat ini belum pulih.
Baca juga: Curhat Peternak Sapi Perah di Nongkojajar Hadapi PMK, Produksi Susu Merosot, Pengeluaran Membengkak
“Imbasnya yang paling terlihat pada produksi susunya. Karena biasanya satu ekor sapi bisa menghasilkan sepuluh liter. Tetapi sejak PMK, rata-rata satu ekor itu hanya lima liter,” ungkap Salim, salah seorang peternak susu perah Senduro.
Lelaki yang memiliki sapi lebih dari 30 ekor itu mengaku tidak semua sapinya bisa diperah. Sebab, sebagian besar terdampak dan masih proses penyembuhan PMK. Sehingga hanya 14 ekor yang bisa diperah.
Itu pun, satu ekor sapi, saat ini tidak pernah menghasilkan belasan liter susu. Paling banyak sekarang hanya menghasilkan sekitar 8 liter susu.
"Bisa-bisa peternak sapi perah seperti kami ini buntung,” katanya.
Kerugian selalu menjadi bayang-bayang karena peternak terbiasa mengambil laba dari akumulasi kuantitas. Jika produktivitas sapi perah turun, ancamannya laba peternak hanya cukup untuk balik modal.
Bahkan, memungkinkan peternak mengalami tekor jika sapi perah tak kunjung menghasilkan jumlah liter susu yang maksimal.
"Koperasi Unit Desa (KUD) mematok harga Rp 6.200 untuk satu liter susu. Sebenarnya bagi kami, kalau harga segitu, nutut untuk operasional dengan catatan semua sapi tidak terdampak PMK dan bisa diperah,” pungkasnya.