TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Hari Santri Nasional ditetapkan dan diperingati setiap 22 Oktober setiap tahunnya.
Momentum itu dimanfaatkan Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan untuk mengunjungi diorama Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari di Museum 10 Nopember Surabaya, Ahad, 23 Oktober 2022.
Dalam kunjungannya ke Museum 10 November ini, Irwan ditemani perwakilan dari Bidang Pembangunan keummatan dan dakwah (BPU) DPW PKS Jawa Timur Yazid dan 3 remaja yang mewakili Gema Keadilan, Sarah Syahidah Salsabila, Adinda Aisyah Andani dan Abdul Fatah Merciandy.
Menurutnya, Hari Santri Nasional merupakan momentum untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah dan para kiai pendiri NU telah meletakkan dasar-dasar perjuangan untuk menegakkan berdirinya negara Republik Indonesia. Inilah nilai-nilai perjuangan yang harus kita kobarkan dalam mengiringi kemerdekaan,”tegasnya.
Menurut Irwan, ruh santri adalah ruh jihad. Ruh bersungguh-sungguh, penuh semangat perjuangan, kerja keras dan rela berkorban. Semuanya tergambar dalam diorama Resolusi Jihad.
Dalam diorama itu diceritakan tentang isu kedatangan tentara sekutu di Jakarta pada September 1945.
Hal itulah yang membuat para santri mendesak KH Hasyim Asyari sebagai pemimpin NU tertinggi saat itu agar mengeluarkan fatwa jihad sebagai landasan syar’i bagi umat Islam dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Baca juga: Peringati Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Roudlotul Ibaad Kediri Gelar Tradisi Liwetan
KH Hasyim Asyar’i tidak serta merta mengiyakan, namun juga mempertimbangkan peluang keberhasilan perlawanan rakyat dan juga jumlah jatuhnya korban dalam perlawanan itu. Kiai Hasyim juga memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa melalui sholat istikharah.
Akhirnya pada 17 September 1945, KH Hasyim Asyari mengeluarkan sebuah fatwa yang kemudian disebarkan kepada khalayak luas.
Selanjutnya, pada 21-22 Oktober 1945, digelar pertemuan para ulama dan kiai yang membahas tentang situasi terkini pasca mendaratnya pasukan sekutu di Indonesia. Dalam pertemuan itu disepakati mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dalam sebuah resolusi yang kemudian dikenal sebagai Resolusi Jihad.
“Perlawanan ini dilakukan pada 22 Oktober 1945 dan terus berlangsung sampai peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional,” jelasnya.
Karenanya pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional merujuk pada seruan Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 atau dua bulan setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
“Tema Hari Santri 2022, yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Tema ini berisi pesan peran santri di setiap perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Para santri, ia meyakini merupakan sumber daya manusia terbaik yang dimiliki Indonesia. Kontribusinya, dibutuhkan untuk membangkitkan lagi semangat juang dalam konteks yang berbeda, konteks yang lebih kekinian.