Karena sering ditagih utang, Urip merasa malu karena ia memiliki jabatan tinggi di sebuah organisasi.
"Mereka punya tagihan cukup banyak dan malu karena yang bersangkutan memiliki jabatan tertentu yang cukup tinggi di organisasinya," terangnya.
Hal ini diceritakan Urip saat di Jakarta dan mereka memulai skenario dengan memesan ambulans dan peti mati untuk menuju Bogor.
"US lalu bilang ke istri untuk pesan ambulans dan peti mati. Lalu berangkat ke Bogor," imbuhnya.
Baca juga: Terjawab Isu Denise Chariesta & Sunan Kalijaga Selingkuh, Foto Syur Telanjur Viral, Istri: Saya Tahu
Iman Imanuddin menjelaskan kasus ini sedang dalam proses pemeriksaan dan polisi akan mengumumkan status Urip setelah pemeriksaan berakhir.
"Ya nanti kita lihat hasil pemeriksaan terakhir," jelasnya.
Dalam proses pemeriksaan ini, beberapa alat bukti akan ditelisik dan polisi akan melihat pasal yang dapat disangkakan ke Urip dan istri.
"Nanti proses penyidikan itu seperti puzzle. Kita kumpulkan alat buktinya, kita kumpulkan fakta hukumnya seperti apa."
"Nanti baru terkontruksikan di dalam delik. Itu pun penegakan hukum itu ada yang disebut kepastian hukum, ada yang disebut rasa keadilan, ada yang disebut azas kemanfaatan hukum itu sendiri," terangnya.
Baca juga: Akhirnya Terjawab Drama Mayat Hidup di Bogor, Bohong Demi Lolos Kejaran Utang: Masuk Sendiri ke Peti
Ia menegaskan kasus ini akan diperiksa sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kami di dalam menegakkan hukum juga harus mengikuti apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Terkait adanya potensi restorative justice, Iman Imanuddin menjelaskan jika hal itu bisa saja terjadi.
"Potensi untuk Restorative Justice itu selalu terbuka. Selama kemanfaatan hukum itu dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.
Setelah beberapa hari menghilang, Urip dan istrinya pun memilih menyerahkan diri kepada polisi dan memberikan pengakuan terkait ulahnya yang mengundang kehebohan.
Menggunakan baju batik biru, Urip saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Bogor.