Pembunuhan Brigadir J

Pengakuan Dokter yang Pindah Otak Brigadir J ke Perut, 'Itu SOP', Sosoknya Masih Muda dan Jadi Dosen

Penulis: Ani Susanti
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Farah Primadani Karouw, dokter yang memindahkan otak Brigadir J ke perut pasca autopsi.

TRIBUNJATIM.COM - Inilah pengakuan dokter pertama yang autopsi jasad Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, yang dibunuh Ferdy Sambo Cs.

Dokter forensik itu adalah orang yang memindahkan otak Brigadir J ke perut pasca autopsi.

Seperti diketahui, fakta itu sempat membuat heboh.

Kini, akhirnya terungkap siapa dokter forensik itu.

Dokter tersebut rupanya bernama Farah Primadani Karouw.

Ia menghadiri persidangan, Senin (19/12/2022).

Di hadapan majelis hakim, dokter forensik ini menjelakan kronologi saat dirinya melakukan autopsi jasad Brigadir J, (8/7/2022) malam.

Farah merupakan dokter forensik yang pertama kali melakukan autopsi kepada jenazah Brigadir J di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Terkuak Isi Grup WA Duren Tiga setelah Brigadir J Dibunuh, Misteri Kontak yang Dinamai Tuhan Yesus

Autopsi adalah prosedur untuk mencari tahu tentang sebab, cara, kapan, dan bagaimana seseorang meninggal.

Prosedur ini juga dikenal sebagai bedah mayat atau jenazah

Farah menuturkan bahwa proses autopsi jenazah Brigadir J dilaksanakan telah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Yakni, tim dokter awalnya melakukan pemeriksaan seluruh organ tubuh terlebih dahulu.

"Jadi setelah pemeriksaan autopsi selesai, jadi autopsi itu kan kita melakukan pemeriksaan semua organ.

Semua dikeluarkan dan setelah selesai maka akan dikembalikan kembali ke dalam rongga tubuh," kata Farah saat bersaksi dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir J atas kelima terdakwa di PN Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

Baca juga: Pengacara Brigadir J Soroti Pengakuan Putri Candrawathi Dirudapaksa: Pingsan? Janggal soal Celana

Dikutip TribunJatim.com dari Tribunnewa, Farah menuturkan bahwa otak Brigadir J dimasukkan ke perutnya.

Tujuannya, tim kedokteran bakal melakukan proses embalming pasca autopsi jenazah.

"Pada saat itu pengembalian itu masuk intinya ke dalam rongga tubuh karena akan dilakukan proses tindakan embalming pasca autopsi.

Sehingga untuk memaksimalkan embalming itu kami rendam ke dalam formalin lalu kami masukan ke dalam rongga perutnya," jelasnya.

Lebih lanjut, Farah menuturkan bahwa proses autopsi juga telah dilakukan sesuai prosedur.

Dia bilang, pemindahan otak ke rongga perut adalah sesuatu yang wajar.

"Itu SOP kami semua organ yang sudah diperiksa itu kami masukkan ke dalam rongga tubuh.

Diambil ataupun ditinggalkan di luar rongga tubuh," tukas dia.

Sosok Farah Primadani Kaurow

Dikutip dari tayangan KompasTV, Farah lahir di Jakarta pada 30 Oktober 1989.

Namun, saat ini ia bertempat tinggal di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ia bekerja di Instalasi Kedokteran Forensik RS Bhayangkara Pusdokkes Polri Jakarta Timur

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di mesin pencarian Google, nama Farah terdaftar di database Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ia merupakan anggota IDI Cabang Kota Bekasi dengan Nomor Pokok Anggota (NPA) 132146.

Baca juga: Ferdy Sambo Akui Rekaman CCTV Ada Brigadir J Masih Hidup Bikin Skenarionya Kacau, Sempat Yakin

Farah mengawali studinya di Universitas Yarsi dengan mengambil program studi Pendidikan Dokter pada 2007.

Ia kemudian lulus di tahun 2011 dan melanjutkan studi untuk profesi dokter di universitas yang sama.

Ia lulus Pendidikan Profesi pada 2013 silam.

Pada 2016, Farah masuk ke Universitas Indonesia dan menempuh studi Ilmu Kedokteran Forensik.

Dikutip dari situs Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Farah lulus dari UI tahun 2020.

Namanya saat ini terdaftar sebagai dosen di Universitas Yarsi.

Di Universitas Yarsi, selain menjadi dosen, Farah juga menjabat sebagai Komisi Assessment Profesi Dokter.

Farah membeberkan ada sebanyak tujuh luka tembak masuk pada jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

“Ketika saudara melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Nofriansyah Yosua Hutabarat metode apa yang anda lakukan?” tanya JPU dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

“Kami melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan dari pihak penyidik yaitu pemeriksaan luar jenazah dan pemeriksaan dalam atau otopsi,” jawab Farah.

JPU lantas menanyakan terkait spesifikasi penemuan setelah ahli melakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.

Baca juga: Ternyata Benar Otak Brigadir J Dipindah ke Perut, Dokter Forensik Beri Penjelasan, Banyak Luka

Pada pemeriksaan luar, kata Farah, ditemukan adanya satu jenazah laki-laki yang mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih dalam kondisi berlumuran darah.

Jenazah itu, mengenakan celana panjang model jeans berwarna biru.

Selanjutnya, mengenai pemeriksaan dalam, Farah menemukan beberapa luka yang disimpulkan sebagai luka tembak.

“Setelah kami bersihkan jenazahnya kami menemukan ada beberapa luka yang kami simpulkan sebagai luka tembak,” lanjut Farah, dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor.

Baca juga: Kebenaran Otak Brigadir J Pindah ke Perut, Wajar? Ternyata Pengacara Dengar Penjelasan Dokter Umum

Farah pun menjelaskan berdasarkan pemeriksaan dan karakteristik dan pola gambaran luka yang ada pada tubuh jenazah Brigadi J, terdapat luka tembak masuk dan ada luka tembak keluar.

“Yang saya temukan pada saat pemeriksaan, kami temukan adanya tujuh ( luka tembakan) masuk beserta enam luka tembak keluar."

“Yang pertama dari atas ke bawah kami menemukan satu luka tembak masuk di kepala bagian belakang sisi kiri, kemudian di bibir bawah sisi kiri, kemudian di puncak bahu kanan."

“Lalu di dada sisi kanan, di pergelangan tangan kiri sisi belakang, serta di kelopak bawah mata kanan dan terakhir di jari manis tangan kiri untuk luka tembak masuk,” papar Farah.

Sementara itu, Farah mengatakan luka tembak keluar terlihat di beberapa bagian tubuh korban.

“Kami temukan di puncak hidung, kemudian di leher sisi kanan, di lengan atas kanan sisi luar, di pergelangan tangan kiri sisi depan, serta di jari manis tangan kiri tapi sisi dalam,” jelas Farah.

Berita Terkini