Diketahui perbuatan pencabulan itu membuat ayah tiri korban digeruduk warga pada Selasa (3/1/2023) malam.
Ayah tiri korban dihadiahi bogem mentah oleh warga.
Hingga saat ini, ayah tiri korban berinisial A dan bunga sedang menjalani pemeriksaan di Unit PPA Satreskrim Polres Gresik.
Tips Cegah Anak Terjerumus Pergaulan Bebas
Psikolog yang juga dosen UIN Antasari Banjarmasin, Yulia Hairina MPsi, mengatakan pergaulan bebas di kalangan anak muda memang sebuah fenomena yang selalu ada dari waktu ke waktu.
"Sebagaimana hasil riset menunjukan bahwa selama pandemi Covid-19 tetap marak pergaulan bebas," ujarnya.
Secara definisi, ujar Yulia, pergaulan bebas itu identik pada pergaulan remaja yang menyimpang. Tak hanya seks bebas, tapi juga prilaku di luar kewajaran, melanggar aturan agama dan sosial.
"Bergaul dalam kehidupan malam, dugem, narkoba yang merupakan adaptasi budaya barat. Padahal secara budaya jelas beda," jelas Yulia.
Ironisnya, saat ini pergaulan bebas juga sudah menambah anak-anak. Sebab itu orangtua perlu mewaspadai dan mengalami anak saat ia sudah kelas 6 SD, karena ini masa transisi dari masa anak-anak anak ke remaja.
Faktor penyebab anak terjerumus pergaulan bebas itu sangat kompleks. Bisa karena kondisi psikologis remaja yang dalam masa pencarian identitas diri.
Bisa pula karena faktor lingkungan pergaulan. Bisa pula karena masalah dalam keluarga. Keluarga tidak harmonis sehingga anak menjadi broken home dam mencari perhatian kasih sayang di luar rumah.
Selain itu, faktor lain adalah soal gadget yang terkoneksi internet. Banyak hal yang memengaruhi gaya hidup anak apalagi hal yang berbau pornografi.
Baca juga: Siswi SMP di Gresik Ketahuan Hamil 7 Bulan, Warga Geram Geruduk Ayah Tiri, Polisi Gercep ke TKP
Menurut Yulia, orangtua harus bentengi anak sejak dini bahkan sejak dalam kandungan dengan mendoakan anak. Kemudian saat anak sudah kelas 3-4 SD mulai harus diamati tingkat lakunya.
"Pondasi agama yang kuat adalah modal utama membentengi anak. Dengan iman dan takwa, maka Insya Allah anak akan terlindungi dan punya prilaku terpuji," jelas psikolog Yulia Hairina.