Saksi mata, Luiza Ferreira (20) mengatakan beberapa pertunjukkan kembang api tanpa izin memang banyak terjadi di pantai.
"Saya melihat kilatan besar tepat saat tengah malam dan saya memeluk ibu saya dan kemudian semua orang mulai berteriak.," ujarnya.
"Saya melihat seorang wanita terbaring di tanah berdarah, dan anak laki-laki yang bersamanya juga terbaring di tanah."
"Orang lain berlari untuk menjauh dari daerah itu."
Baca juga: Tambah Personel, Polres Blitar Kota Perketat Penjagaan Pasca Ledakan di Polsek Astanaanyar Bandung
Elisangela meninggal secara tragis karena luka di dadanya.
Pemakaman ibu dua anak tersebut berlangsung pada Senin sore (2/1/2023), bertempat di kota asalnya Sao Paulo.
Sepupu Elisangela Tinem yang berusia 41 tahun diketahui telah memberi tahu polisi bahwa kembang api meledak setelah tersangkut di pakaiannya.
Telah dipastikan bahwa kembang api yang mematikan itu tidak dinyalakan oleh salah satu kerabat Elisangela Tinem.
Kini investigasi sedang berlangsung saat polisi meluncurkan perburuan untuk menemukan orang yang menyalakan kembang api itu.
Baca juga: Diawali Suara Ledakan, Kandang di Tulungagung Terbakar, 1.100 Ekor Ayam Matang Jadi Ayam Panggang
Sementara itu, perayaan malam tahun baru di Uganda juga berubah menjadi duka.
Sembilan orang meninggal dunia akibat berdesakan ingin melihat kembang api.
Salah satu korban adalah bocah laki-laki berusia sepuluh tahun.
Tragedi ini terjadi di lorong sempit di Freedom City Mall dekat ibu kota Uganda, Kampala.
Pihak kepolisian setempat mengatakan, antusias warga menyaksikan pesta kembang api sangat tinggi.