Namun, sehari kemudian, tepatnya Senin (9/1/2023), kasus tersebut dilimpahkan ke Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim.
Penyidik telah memperoleh barang bukti (BB) yang diserahkan pihak korban atas dugaan kasus KDRT tersebut.
Seperti, handuk, pakaian korban saat mengalami tindakan tersebut, hingga rekaman CCTV yang merekam momen dugaan insiden KDRT tersebut.
Ferry Irawan pun sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ini.
Selain itu, Venna Melinda bakal gugat cerai Ferry Irawan setelah kasus dugaan KDRT yang dialaminya rampung ditindaklanjuti oleh penyidik Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim.
Hal tersebut disampaikannya seusai menjalani pemeriksaan tambahan oleh penyidik, sekitar pukul 13.00 WIB.
Sekitar tiga jam lamanya, atau sejak pukul 10.00 WIB, Venna Melinda mengaku dicecar sekitar 67 pertanyaan.
Selama menjalani pemeriksaan tersebut. Venna ditemani oleh anggota tim kuasa hukumnya, Reza Mahastra, Hotman Paris, beserta anaknya, Verrell Bramasta, dan Athalla Naufal.
Baca juga: Hancur Hati Verrell Bramasta Ibunya Korban KDRT Ferry Irawan, Merasa Gagal Jadi Anak & Peluk Venna
Keinginannya untuk menggugat cerai sang suami karena mantan Puteri Indonesia 1994 itu tak kuat dengan KDRT yang terus dilakukan sang suami, kurun tiga bulan lalu.
Selain itu, melalui keputusan untuk berpisah dari sang suami, Venna Melinda ingin fokus merawat ketiga anaknya.
Termasuk, ingin terus fokus melanjutkan kariernya sebagai politisi.
"Benar saya merasa semua ini sudah cukup, kekerasan ini sudah cukup. Saya cuma ingin fokus sama pekerjaan saya, dan anak anak saya. Dan Insyaallah, setelah kembali ke Jakarta, saya akan gugat cerai suami saya," ujarnya di depan pintu Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim.
Meski terbukti selama tiga bulan kerap menjadi sasaran amuk dari Ferry Irawan.
Baca juga: Jadi Tersangka, Ferry Irawan KDRT Terpicu Masalah Ranjang? Hotman Paris: Venna Itu Ada Capeknya
Selama ini, Venna Melinda mengaku, masih berusaha sekuat tenaga menjaga kualitas hubungan dan mempertahankan pernikahan.
Sebagai seorang perempuan, wanita berusia 50 tahun, kelahiran Surabaya itu, selalu berusaha sekuat tenaga menutupi perlakuan kasar yang dilakukan suaminya.