Sementara Wahyuningsih menjelaskan, mahar yang ditawarkan Hapipi hanya kesenangan dunia semata.
Baca juga: SOSOK Pengantin Batal Nikah karena Adat, Wanita Seorang Atlet, Pria Tak Mampu Beri Mahar Rp 75 Juta
Yang menurutnya, tidak akan dibawa mati.
Namun bila kain kafan, itulah yang dibutuhkan dan akan dibawa mati.
Wahyuningsih mengaku, Hapipi sempat menawarinya mahar lain namun tetap saja dirinya menolak dan tidak mau mengganti dengan barang lain.
"Kendaraan roda empat pun dia tawarkan ke saya, tapi saya kira kendaraan roda empat itu hanya dunia kan,"
"Meskipun kita akan butuh juga akhirnya, tapi yang pasti kita butuhkan sampai kita mati nanti atau meninggal nanti itu cuma kain kafan yang akan kita bawa mati," jelas Wahyuningsih.
Selain di balik itu, kata Wahyuningsih, mahar kain kafan sengaja diletakkan di tempat terbuka dalam rumah.
Tujuannya, agar mudah dilihat orang atau para tamu undangan.
Hal itu dilakukan Wahyuningsih, berharap orang yang melihat dapat selalu mengingat kematian.
Sehingga dapat menjalani kehidupan dengan baik dan penuh rasa syukur.
Sebelumnya, potret pernikahan dengan mahar tak biasa juga sempat menjadi bahan perbincangan.
Di antaranya, mahar sertifikat rumah.
Bedanya dengan kasus Hapipi dan Wahyuningsih, pernikahan bermahar sertifikat rumah ini justru batal di H-1.
Mereka adalah Ryan Dono dan Yessy.
Kisah ini berawal dari sosok Yessy mengunggah kisahnya yang batal nikah di TikTok.