Tak hanya itu, camilan yang tepat juga akan membantu menjaga napsu makan terap terkendali.
Jadi, saat menghadapi makan siang atau makan malam, kita tak akan kalap karena kelaparan. Nah, kualitas kalori sama pentingnya dengan jumlah kalori.
Untuk itu, Robert menekankan pentingnya mengasup camilan yang tinggi nutrisi. Ia masih mengonsumsi makanan tinggi protein, serat dan lemak.
"Sebab kudapan yang tinggi protein, serat dan lemak akan cenderung menekan napsu makan, sehingga secara psikologis akan membantu kita untuk makan lebih sedikit pada saat makan besar (makan siang/makan malam)," katanya.
Beberapa contoh camilan 100-150 kalori di antaranya:
- Satu atau dua butir telur.
- Satu atau satu setengah telur goreng.
- Satu scoop susu protein.
- 100 gram alpukat keju.
- 25-40 gram keju.
- Yoghurt.
- Susu full cream 125 mililiter sehari satu kali.
- Biji-bijian, seperti biji bunga matahari.
- Daging rendang.
- Protein bar.
- 300 gram apel (1-2 buah apel sedang).
- 80 gram tuna kaleng, dan lainnya.
Hindari camilan tinggi gula, seperti cokelat susu, keripik kentang, kerupuk, cake, cupcake, brownies, roti putih, teh manis, kopi manis, gorengan, dan lainnya.
Biasakan membaca label nutrisi pada kemasan makanan untuk mengetahui nutrisi makanan yang Anda asup.
"Membaca label nutrisi akan membantu Anda menemukan seberapa banyak kalori, terutama kandungan gula dalam satu kemasan kudapan yang dijual di pasaran," tulis Robert.
Meskipun pada setiap saran pola makan tidak banyak menjelaskan tentang sayuran, namun DEBM memperbolehkan konsomsi sayuran.
Semua jenis sayuran diperbolehkan, kecuali sayuran dengan karbohidrat tinggi, seperti kentang, singkong dan ubi yang sebenarnya bukan sayur tetapi kerap dianggap sayur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca artikel terkait menu diet lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com