Menurut teori Hoogerbeets, "Gempa bumi dipengaruhi oleh garis planet."
Organisasinya SSGEOS juga mengklaim mereka bekerja untuk memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik.
Netizen terbagi dua atas teorinya itu.
Ada yang menyebut seharusnya orang-orang mendengarkan prediksi Hoogerbeets.
Baca juga: Artis Cantik Jual Kentut dan Air Bekas Mandi Harga Jutaan Rupiah, Promosi Jualan Viral, Kesempatan
Ada pula yang mengatakan hipotesisnya tidak didukung oleh bukti ilmiah.
"Gempa bumi tidak dipicu oleh garis planet, dan tidak ada metode ilmiah untuk memprediksi gempa bumi," balas peneliti seismologi lainnya, membantah klaim Hoogerbeets.
"Silakan berkonsultasi dengan seismolog sungguhan jika Anda memiliki pertanyaan."
Tim penyelamat di Turki dan Suriah bekerja semalaman dan dalam suhu yang hampir di bawah nol dengan menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat, NY Times melaporkan.
Gempa kuat dan gempa susulan meruntuhkan ribuan bangunan, menewaskan lebih dari 4.300 orang, dan menimbulkan kekhawatiran bencana kemanusiaan baru.
Gempa berkekuatan M 7,8 pertama terjadi pada pukul 4:17 pagi waktu setempat pada hari Senin, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
Gempa juga dirasakan di Siprus, Mesir, Israel, dan Lebanon.
Ratusan gempa susulan, termasuk gempa berkekuatan M 7,5, melanda Turki setelahnya, U.S.G.S. melaporkan.
Rentetan guncangan tersebut merupakan yang paling mematikan yang melanda negara itu dalam lebih dari 20 tahun.
Gempa awal, berpusat di dekat Gaziantep di Turki tengah selatan, sekuat gempa yang terjadi pada tahun 1939, gempa yang terkuat yang pernah tercatat di Turki.
Berikut adalah update perkembangan utama: