TRIBUNJATIM.COM - Saat ini banyak netizen yang sedang mencari cara daftar dan menggunakan OpenAI Chat GPT yang baru-baru ini viral di media sosial.
OpenAI Chat GPT viral lantaran pengguna dapat memanfaatkan kecerdasan buatan atau metode AI (artificial inteligence).
Chat GPT adalah platform kecerdasan buatan yang dapat menjawab pertanyaan lebih baik dari pada mesin pencari lainnya.
GPT memiliki nama panjang, Generative Pre-Trained Transformer, sebuah chat yang dapat menjawab pertanyaan pengguna dengan langkah yang sama seperti manusia, namun dalam bentuk teks otomatis.
Cara gunakan OpenAI Chat GPT bisa dilakukan dengan mengakses laman resmi Chat GPT di laptop atau smartphone.
Kelebihan OpenAI Chat GPT:
1. Membantu membuat konten website
2. Membuat karya musik
3. Membantu koding
4. Menjawab berbagai pertanyaan
GPT versi 3.5 saat ini tersedia.
Namun, jika pengguna menginginkan sumber referensi, GPT tetap tidak dapat menampilkan sumber jawaban yang diberikan.
2. Setelah itu, akan diminta untuk login sebelum menggunakan ChatGPT.
3. Jika Anda belum memiliki login, Anda dapat mendaftar dengan email atau langsung menggunakan akun Google atau Microsoft.
4. Setelah pendaftaran, buka tautan dengan akun OpenAI yang dibuat di (1).
Kemudian Anda akan diarahkan ke halaman dasbor dan Anda dapat langsung mulai mengobrol dan mengobrol dengan Chat GPT.
Namun, seiring dengan popularitasnya, nama Chat GPT kini disalahgunakan.
Di toko aplikasi Apple App Store dan Google Play Store, beredar aplikasi palsu yang mengatasnamakan Chat GPT.
Karena palsu, alat ini dinilai mengancam keamanan pengguna.
Chatbot ini tersedia secara gratis di toko aplikasi Google maupun Apple.
Pihak yang membuat ChatGPT tiruan ini membuat aplikasi palsu dengan menggunakan ikon dan nama yang persis seperti Chat GPT.
Salah satu aplikasi palsu Chat GPT yang teridentifikasi diberi nama "ChatGPT Chat GPT AI With GPT-3".
Aplikasi ini juga tersedia gratis di toko aplikasi dan sudah diunduh lebih dari 100.000 kali unduhan di Play Store.
Aplikasi palsu itu juga sempat menjadi salah satu aplikasi gratis paling populer kategori Produktivitas di App Store dan kini sudah hilang dari toko aplikasi.
Aplikasi Chat GPT palsu (nomor 5) populer di App Store.
Saat itu, ChatGPT Chat GPT AI With GPT-3 menempati peringkat kelima sebagai aplikasi yang paling populer di App Store.
Pada awalnya aplikasi ini tersedia secara gratis, tetapi kemudian menetapkan biaya langganan seharga 7,99 dollar AS (Rp 123.000) per minggu setelah gratis selama tiga hari.
Aplikasi palsu itu juga menetapkan biaya bulanan seharga 49,99 dollar AS (Rp 771.000) per bulan, lebih mahal dibanding akumulasi biaya mingguan selama empat pekan.
Ketika dijalankan, aplikasi Chat GPT palsu itu menampilkan antarmuka seperti Chat GPT asli.
Namun, tak seperti Chat GPT asli yang bisa menjawab dengan akurat, Chat GPT palsu malah memberikan jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan yang sudah diajukan.
Namun kini aplikasi palsu itu sudah dihapus dan tidak tersedia lagi di toko aplikasi Apple. Pantauan KompasTekno, aplikasi tiruan ChatGPT juga tak tersedia di Play Store.
Karena fenomena itu, Departemen Pendidikan New Yok melarang penggunaan Chat GPT pada perangkat maupun jaringannya guna meminimalisasi dampak negatif bagi pembelajaran siswa, keamanan dan akurasi konten.
OpenAI sebagai perusahaan pengembang Chat GPT sedang menyiapkan aplikasi ChatGPT versi iOS.
Saat ini aplikasi itu baru tersedia dalam versi beta, dihimpun KompasTekno dari MobileSyrup, Kamis (12/1/2023).
Diramal bisa gantikan Google
Chat GPT populer sejak akhir tahun lalu karena kemampuannya dalam menjawab berbagai pertanyaan dengan bahasa yang luwes.
Disebut luwes karena Chat GPT bisa memahami percakapan dan menjawab pertanyaan sesuai konteks, tanpa meninggalkan kesan kaku seperti robot pada umumnya.
Meski fungsinya mirip seperti Google Search, Chat GPT sebenarnya memiliki cara kerja yang berbeda.
Jika pengguna harus menelusuri hasil pencarian di laman Google tentang apa yang mereka cari, Chat GPT justru akan memberikan informasi yang dicari tersebut secara langsung dengan narasi atau bahasa yang cukup mudah dipahami pengguna.
Menariknya, Chat GPT tidak akan menampilkan iklan kepada para penggunanya, sedangkan Search biasanya dijejali beberapa iklan.
Kemampuan Chat GPT membuat Google khawatir akan kehadiran chatbot itu, karena bisa mengancam bisnis Google Search di masa depan, dihimpun KompasTekno dari NYTimes.
Google sendiri tampaknya tidak tinggal diam.
Akhir tahun lalu, CEO Google Sundar Pichai diketahui sudah mulai "bergerak" untuk mengantisipasi kehadiran Chat GPT.
Menurut laporan, Pichai mulai melakukan rotasi dan perombakan besar pada banyak tim di Google untuk menanggapi ancaman Chat GPT.
Hal ini diketahui dari sebuah memo internal Google yang didapat outlet media NYTimes.
Tak dirinci secara jelas apa upaya yang dilakukan Pichai.
Namun tampaknya, Bos Google itu sudah memberikan berbagai "pekerjaan rumah" kepada tim Google demi mengantisipasi kehadiran Chat GPT dari OpenAI.