Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meski ada prediksi ekonomi Indonesia bisa berdampak resesi global, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) masih mengamati kondisi perbankan yang amat baik.
Perbankan komersial juga kondisi normal, dan kalaupun BPR (Bank Perkreditan Rakyat) ada yang yang tutup, juga masih aman.
"Sehingga masih ada ruang untuk ekonomi bertumbuh. Masih ada ruang bagi perbankan untuk menyalurkan kreditnya, agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), saat tampil dalam Seminar Global Economy Update yang digelar Tribun Jatim Network di Surabaya, Rabu (22/2/2023).
Lebih lanjut Purbaya mengatakan, Indonesia wajib optimis di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
"Karena kami sama-sama melihat ekonomi Indonesia tumbuh sangat baik. Dimana sepanjang tahun 2022, ekonomi nasional tumbuh 5,31 persen," jelas Purbaya.
Industri jasa keuangan masih akan menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk meredam dampak resesi global tersebut.
Baca juga: Emas Diyakini Tanam Emas Masih Jadi Solusi Terbaik untuk Melakukan Investasi Saat Resesi Melanda
Industri jasa keuangan mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, dimana perbankan memiliki permodalan kuat dan likuiditas yang ample di tengah tekanan eksternal tersebut.
"Situasi itu membuat perbankan masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” lanjut Purbaya.
Dalam prediksi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023, dipasang dikisaran 4,8 persen - 4,9 persen oleh lembaga IMF, Bank Dunia dan Bloomberg.
Namun, Purbaya menegaskan, agar tidak terlalu mengikuti prediksi tersebut.
"Karena keputusan untuk ikuti dampak resesi itu kembali ke kita sendiri. Mau terdampak ya bisa. Prediksi itu bisa menjadi pendorong untuk antisipasi agar ekonomi tidak drop terlalu dalam," beber Purbaya.
Apalagi konsumsi domestik Indonesia sangat besar.
Memberi kontribusi sekitar 80 persen.
Sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi bisa lebih dari 5 persen.