"Hal ini tinggal pakai formula apa yang bisa mencegah dampak tersebut dengan memanfaatkan konsumsi domestik ini, masih berpotensi tumbuh diatas 5 persen nih," papar Purbaya.
Dalam acara yang juga menghadirkan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak dan anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia, itu juga disampaikan tentang data penyaluran kredit perbankan.
Baca juga: Anak Muda Harus Tahu! Arti Kata Resesi, Simak Juga 9 Tips Bijak Bertahan di Tengah Ancaman Resesi
Dimana masih tumbuh sebesar 10,53 persen (YoY) pada bulan Januari 2023. Sementara DPK tumbuh sekitar 8,03 persen (YoY) pada periode yang sama.
Level permodalan bank secara nasional juga sangat tebal, dan berada di angka 25,68 persen per Desember 2022.
Kemudian, Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67 persen dan 31,20 persen.
Purbaya juga menjelaskan mengenai perubahan yang cukup signifikan bagi LPS pada UU PPSK, yaitu adanya amanat baru untuk menjalankan program penjaminan polis (PPP).
Nantinya, penyelenggaraan ini bertujuan untuk melindungi pemegang polis yang ada di Indonesia.
“Peserta akan memiliki kewajiban untuk membayar iuran awal dan iuran berkala seperti yang telah dilakukan pada industri perbankan. Besaran premi akan diatur dalam PP yang nantinya akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan DPR,” pungkas Purbaya.
Baca juga: Bantu Pebisnis Kuliner Hadapi Resesi 2023, EdenFarm Gelar Gathering Sahabat Eden Community
Berita Surabaya lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com