TRIBUNJATIM.COM - Belakangan ini, lini masa media sosial sedang ramai membahas kekurangan dan kelebihan Chat GPT.

Pasalnya, teknologi AI ( Artificial Intelligence ) tersebut mampu memberikan informasi menggunakan bahasa natural layaknya manusia.

Menariknya, Chat GPT datang bukan dalam bentuk aplikasi.

Sehingga pengguna tidak perlu merasa terbebani karena kapasitas ruang penyimpanan di smartphone.

Dilansir dari laman Business Insider, kehadiran Chat GPT membuat Google waspada.

Bukan hanya perkara persaingan chatbot terhadap mesin pencari (search engine).

Namun seluruh teknologi yang diusung Chat GPT mewakili seluruh kecerdasan buatan pada Google.

Apabila semakin merajalela, raksasa pencarian itu khawatir hal tersebut merusak adopsi AI.

Lantas, apa itu Chat GPT? Apakah benar-benar menjadi ancaman?

Ya, kini Google tengah mempersiapkan suatu produk kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence /AI) yang fungsinya mirip chatbot bikinan OpenAI, ChatGPT.

Produk ini konon disiapkan karena Google ketar-ketir dan tak ingin layanan andalannya, yaitu Google Search, kalah saing dengan Chat GPT.

Kabar tersebut tampaknya benar.

Google akhirnya benar-benar resmi mengumumkan kehadiran proyek chatbot AI anyar yang bernama Bard.

Hal ini disampaikan CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai dalam sebuah pengumuman di blog resmi Google.

Menurut Pichai, Bard bakal mengandalkan model AI yang sudah diumumkan dan dikembangkan Google sejak bertahun-tahun lalu, yang bernama Language Model for Dialogue Applications (LaMDA).