Hanya pintu belakang dan juga aliran listrik yang terputus karena kebakaran terjadi.
"Kalau bersyukur sih saya bersyukur, anak istri saya selamat, itu saja. Yang saya pikirin anak istri dulu," katanya.
"Jadi kalau dibilang ajaib, mungkin kebetulan aja pemadaman ke rumah saya dulu," ujar Sutrisno.
"Hanya listrik mati, bagian belakang rusak, sama asbes aja retak," lanjutnya.
Kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, telah menelan banyak korban jiwa.
Melansir Kompas.com, kebakaran ini terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam.
Sampai dengan Minggu (5/3/2023), menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 1.085 warga masih mengungsi.
Sementara itu, 19 orang meninggal dunia dan 49 lainnya luka-luka karena kebakaran ini.
Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, diminta Presiden Joko Widodo untuk mencari solusi masalah ini.
"Saya sudah perintahkan kepada Menteri BUMN dan juga (Pj) Gubernur DKI untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang," ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terutama karena ini memang zona yang bahaya, tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya," lanjutnya.
Baca juga: Penyebab Depo Pertamina Plumpang Meledak Mirip 2009? Wapres Dulu Geram, Pertamina Janji Selidiki
Insiden terbakarnya Depo Plumpang ternyata pernah terjadi pada tahun 2009 silam.
Kebakaran pertama di Depo Plumpang terjadi pada Minggu (18/1/2009).
Diberitakan Kompas.com, kebakaran 14 tahun silam tersebut disebabkan oleh faktor manusia atau human error.
Susno Duaji yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyampaikan bahwa api penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM.