Percikan api kemudian menyambar BBM dan kelalaian ini menyebabkan kebakaran besar.
Susno juga mengatakan, pada saat itu tim gabungan belum memastikan asal muasal alat pengambil sampel BBM yang berada dalam tangki nomor 24 yang terbakar.
Polri juga melakukan pengusutan soal penyebab alat pengambil sampel BBM tersebut ditemukan di TKP.
Ada kemungkinan, alat pengambil sampel BBM terjatuh ke dalam tangki ketika dipakai, atau lupa dibawa oleh petugas.
"Gesekan bisa jadi saat ada pengambilan sampel, tapi bisa juga sebab lain. Masih banyak kemungkinan kenapa ada gesekan," kata Susno.
Sedangkan Manajer Hubungan Eksternal PT Pertamina, Maruli Harahap, menyampaikan, alat tersebut hanya dipegang petugas khusus.
Petugas khusus yang melakukan pengambilan sampel BBM wajib membawa kembali perangkat setelah pekerjaan selesai.
"Sampel BBM diambil tiap hari jam 05.00 WIB," katanya saat itu, melansir Kompas.com.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab meledaknya Depo Plumpang yang terjadi sama seperti tahun 2009.
Akan tetapi kejadian ini menjadi peringatan penting yang dulu pernah diutarakan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla.
Saat itu Jusuf Kalla memperingatkan bahwa kejadian meledaknya Depo Plumpang merupakan bencana.
Baca juga: Trending di Twitter, Berikut Update Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: 13 Orang Tewas, 29 Luka-luka
Ia mengatakan, insiden ini merupakan peringatan supaya Pertamina tetap menjaga standar keselamatan dan keamanan.
Pertamina juga diminta untuk melakukan pengelolaan kilang secara profesional buntut terbakarnya Depo Plumpang.
"Sekiranya aparat pemadam kebakaran tidak baik menjalankan tugasnya, ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah," ujar JK.
"Yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya," lanjut JK.