TRIBUNJATIM.COM - Seorang ART yang 25 tahun terpisah dengan buah hatinya syok saat tahu anak majikan adalah putra kandungnya.
Melansir TribunStyle.com, ia kehilangan sosok putranya tersebut ketika berbelanja di supermarket.
Puluhan tahun kemudian, sang ART akhirnya berhasil menemukan sang putra.
Yang mengejutkan, anak tersebut ternyata diasuh oleh majikannya sendiri.
Baca juga: Gaji sampai Ludes, Rohimah ART Bongkar Siksaannya, Pengakuan Majikan Perempuan: Saya Cuma Mencubit
Mengutip eva.vn pada Senin, 13 Maret 2023, hal itu terjadi pada seorang ibu bernama Thach Phuong.
Thach Phuong kehilangan putranya di supermarket sekitar 25 tahun yang lalu.
Awalnya dia memasukkan anaknya ke dalam mobil mainan di pintu masuk dan menyuruhnya untuk tidak berlarian.
Thach Phuong lalu segera masuk ke dalam supermarket untuk membeli barang.
Ketika dia berbalik, Thach Phuong tidak melihat anaknya lagi.
Dia pun sangat menyesali kecerobohannya, tetapi tidak ada cara untuk menemukan putranya.
Selama 25 tahun, Thach Phuong tidak pernah menyerah untuk menemukan putranya hingga rela melepaskan pekerjaannya demi pencarian.
Ketika uang habis, Thach Phuong pergi ke Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, untuk mencari pekerjaan.
Menurut pengantar dari perusahaan pialang, Thach Phuong pergi ke rumah Trieu untuk bekerja sebagai pembantu.
Thach Phuong yang gesit dan pekerja keras pun jadi sangat dicintai oleh keluarga Trieu.
Pada siang hari, Thach Phuong menjadi asisten rumah tangga, sementara pada malam hari dia pergi membagikan selebaran untuk mencari putranya.
Setiap malam Thach Phuong meneteskan air mata memikirkan putranya, tidak tahu di mana keberadaannya.
Selama 25 tahun merana mencari keberadaan putranya, Thach Phuong selalu menantikan reuni keluarga, tetapi juga berkali-kali putus asa karena tidak ada informasi.
Hingga akhirnya Thach Phuong menemukan fakta mengejutkan.
Pada suatu saat, anak dari Trieu yang bernama Trieu Quan pinggangnya terkilir.
Namun Trieu sedang tidak ada di rumah, alhasil ia meminta tolong Thach Phuong untuk memberikan pengobatan.
Saat mengoleskan obat ke Trieu Quan, Thach Phuong secara tidak sengaja melihat tanda lahir berwarna merah di pinggangnya.
Pada momen itulah Thach Phuong terkejut, air mata jatuh tak terkendali.
Tanda lahir tersebut ternyata juga dimiliki putranya yang hilang.
Thach Phuong sangat bingung, bertanya-tanya apakah Trieu Quan adalah putranya yang hilang atau bukan?
Keesokan harinya saat belanja dengan majikannya, Thach Phuong memberi tahu bahwa ia sempat mengoles obat di pinggang Trieu Quan dan bertanya soal tanda lahir.
Trieu tampak kaget dan menyebut tanda lahir tersebut hanya ruam biasa.
Sikap Trieu membuat Thach Phuong semakin curiga.
Keesokan harinya, ketika pemilik rumah sedang pergi, Thach Phuong diam-diam mencari foto masa kecil Trieu Quan.
Ia pun menemukan foto tersebut sangat mirip dengan putranya yang hilang.
Ketika Thach Phuong hampir yakin bahwa Trieu Quan adalah putranya, dia menerima telepon bahwa suaminya di Fujian mengalami kecelakaan.
Dia pun harus mengesampingkan segalanya untuk kembali ke kampung halaman untuk mengurus sang suami.
Beberapa hari kemudian, sang majikan kebetulan melihat selebaran berisi pencarian orang hilang di loker Thach Phuong.
Memikirkan kembali pertanyaan tentang tanda lahir, Trieu berspekulasi bahwa putranya mungkin adalah putra kandung Thach Phuong.
Namun Trieu tidak mau kehilangan anak laki-laki satu-satunya yang telah dia besarkan sejak lama, maka dia menceritakan kisah tersebut kepada istrinya.
Tidak lama kemudian, Thach Phuong kembali ke Guangzhou untuk bekerja.
Ia langsung berbicara dengan keluarga Trieu bahwa dia ingin mendapatkan kembali putranya, Trieu Quan.
Trieu dan suami merasa patah hati, memohon Thach Phuong untuk tidak mengambil putranya, karena hanya itu yang mereka miliki.
Thach Phuong sempat kasihan, tetapi juga patah hati karena sebagai seorang ibu, dia memahami rasa sakit kehilangan seorang anak.
Ia bahkan berterima kasih kepada keluarga Trieu karena telah membesarkan putranya menjadi manusia yang berkecukupan.
Akan tetapi ia juga ingin putra kandungnya kembali.
Di tengah kebingungan, Trieu dan istrinya menerima telepon yang memberitahukan bahwa Trieu Quan mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit.
Keluarga Trieu dan Thach Phuong segera pergi ke rumah sakit dan mendapati kondisi Trieu Quan tidak terlalu parah.
Karena harus kembali ke Fujian untuk mengunjungi suaminya,Thach Phuong memutuskan untuk meninggalkan sepucuk surat untuk Trieu Quan.
Begini isi surat Thach Phuong tersebut:
"Nak, apakah kamu tahu bahwa aku sangat merindukanmu? Ketika aku melihat tanda lahir di pinggang, aku tahu kamu adalah anak kandungku.
Melihat kamu diperlakukan dengan sangat baik oleh orang tua angkatmu, aku sebagai ibu kandungmu tidak dapat melakukan apa pun untukmu, aku merasa sangat menyesal.
Kembalilah ke keluargaku tetapi aku yakin kamu akan hidup baik dengan orang tua angkatmu.
Saat ini ayahmu di rumah sakit, aku harus merawatnya. Ketika kamu sembuh, bisakah kamu datang mengunjungi kami? Maukah kamu memanggilku ibu?"
Ketika bangun, Trieu Quan membaca surat ini hingga orang tua angkatnya menjelaskan keseluruhan cerita.
Dia menyadari bahwa dia ternyata adalah anak hilang, diadopsi pada usia muda tetapi tanpa ingatan.
Ketika dia pulih sepenuhnya, Trieu Quan memutuskan menemui orang tua kandungnya untuk bersatu kembali dengan mereka.
Kini ia tetap tinggal di Guangzhou bersama orang tua angkatnya, namun tetap berhubungan dengan orang tua kandungnya.
Baca juga: ART Pemalang Disiksa Majikan Gegara Celana Dalam, Disiram Air Panas & Dikurung di Kandang Anjing
Sementara itu di Trenggalek, pasangan suami istri Muhadi (72) dan Surti (65), bertemu kembali setelah 30 tahun.
Pertemuan terakhir mereka pada 1992 saat Muhadi pamit untuk pergi bekerja ke Malaysia.
Sempat saling kabar, keduanya lepas kontak sejak 2006.
Muhadi berpindah-pindah mencari kerja hingga ke Sumatera Utara.
Sementara Surti dan empat orang anaknya juga pindah tempat tinggal dari Desa Kesambi, Kecamatan Bandung, Tulungagung, ke Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek.
Pertemuan Muhadi dan Surti menarik perhatian banyak warga pada Sabtu (28/6/2022) malam.
"Sudah lama aku ingin pulang," kata Muhadi.
Belasan tahun terakhir, Muhadi hidup tinggal di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Terakhir, ia tinggal di area perkebunan sawit di Desa Aek Korsik, Kecamatan Aek Kuo.
Desa tersebut berjarak 278 kilometer dari Medan atau 2.366 kilometer dari Trenggalek.
Pria yang kini sudah jadi kakek ini tinggal di gubuk berukuran sekitar 1 meter x 2 meter dan bekerja serabutan.
"(Aku) beli tiket dua kali. Gagal-gagal (pulang). Ditipu," jelas Muhadi.
Awal bekerja di Sumatera Utara, Muhadi sempat bekerja di perusahaan sebagai buruh dan beberapa kali kirim uang untuk istri dan anaknya.
Kabar terakhir yang ia sampaikan bahwa bencana Tsunami di Aceh tak berdampak baginya, dan disampaikan dua tahun setelah bencana atau tahun 2006.
Selepas itu, Muhadi dan keluarganya tak pernah kembali berhubungan.
Di sana, Muhadi hidup susah karena pekerjaan makin tak pasti.
"Aku makan saja kurang. Seumpama aku kerja satu hari, (untuk) aku makan satu hari saja kurang," ucap dia.
Keluarga di Jawa Timur sebenarnya juga tak tinggal diam.
Anak sulungnya, Ali Fattah, bahkan pernah berangkat ke Sumatera untuk mencari jejak ayahnya.
"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi karena kehabisan uang," terang Ali Fattah.
Anak lainnya pun sempat berencana kembali menyusul dan mencari sang bapak.
Tapi Ali Fattah melarang karena takut adiknya ikut hilang.
Setelah itu, berbagai kabar simpang siur soal Muhadi didengar oleh keluarganya.
Surti dan keempat anaknya sempat mendengar kabar bahwa Muhadi telah meninggal.
Mendengar kabar tersebut, mereka pun berusaha ikhlas dan menggelar Yasinan.
Dipertemukannya bapak dan keluarganya tersebut berawal dari media sosial.
Kabar soal keberadaan Muhadi yang ingin pulang ke Jatim sempat viral di Sumatera Utara.
Seorang warga yang tak sengaja bertemu dan mengobrol dengan Muhadi menyiarkan kabar tersebut ke berbagai penjuru.
Kabar itu pun kemudian didengar oleh personel Polres Labuhanbatu, Aiptu Haris Fadillah.
Hingga akhirnya Muhadi akhirnya bisa pulang ke keluarganya atas inisasi Polres Labuhanbatu dan Polres Trenggalek.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com