TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswi SMA Boyolali bernama Ryura Assyifa jadi rebutan 10 kampus top di luar negeri menjadi sorotan.
Dari 10 kampus top di luar negeri yang siap menerimanya, manakah yang akhirnya dipilih oleh Ryura Assyifa?
Sosok Ryura Assyifa Ramadhina sendiri merupakan siswi kelas 12 SMA Pradita Dirgantara (SMA PD).
Ia menempuh pendidikan SMA di Boyolali.
Baca juga: Sosok Gadis Bantul Jadi Rebutan Kampus Luar Negeri, Pembalasan Ditolak di Tanah Air: Tidak Berharap
Kabar Ryura Assyifa Ramadhina diterima di 10 kampus luar negeri viral di Instagram seusai diunggah oleh akun @folkative.
"Ryura Assyifa Ramadhina, an Indonesian highschool student, has successfully been accepted into 10 international universities across Australia, Canada, and the United States, most of them in engineering major," tulis keterangan unggahan dalam posting-an.
Prestasi Ryura Assyifa itu pun sontak ramai dipuji netizen.
"Keren, mamamu pasti bangga," tulis pemilik akun @dhanuziu.
"Yg kaya gini yg harusnya di up teruss, banyakin prestasi bukan sensasi," tulis @ebifebrizky.
Bahkan salah satu netizen mengaku heran dengan Ryura Assyifa yang bisa diterima di 10 universitas luar negeri.
"Maaf mba gimana bisa otaknya bisa pinter gitu? bisa dibagi ga?," tulis pemilik akun @rizkarimadhanii yang penasaran.
Diketahui pula dari unggahan tersebut, Ryura Assyifa Ramadhina memiliki suara yang indah.
Rupanya, ia pernah mengikuti ajang pencarian bakat The Voice Kids 2018, juga berpartisipasi di 'Suara Edukasi'.
"Not only that, Ryura also has a remarkable track record, where she participated in 2021 Suara Edukasi and The Voice Kids in 2018. Kudos," jelas isi posting-an.
Dikutip dari Tribun Solo, Ryura Assyifa diketahui sudah diterima di program study Program Aerospace Engineering, Monash University.
Selain itu ia juga diterima di Aeronautical Engineering, University of Sydney; dan Aerospace Science Engineering, University of California (UC) Davis.
Ryura Assyifa juga diterima di Program Mechanical Engineering di The University of Western Australia, University of Toronto dan Queensland University.
Di University of Toronto, Ryura Assyifa juga tercatat diterima di Program Studies in Mathematical and Physical Sciences.
Serta Co-Op Mathematics di University of Toronto kampus Scarborough.
Diketahui lima program studi di antaranya kategori Honours yakni di Monash University, The University of Queensland, UNSW Sydney, The University of Sydney, lalu ada The University of Western of Australia.
Sementara itu, lima dari universitas yang menerima Ryura Assyifa ini merupakan top delapan besar universitas terbaik di Negeri Kanguru sana.
Baca juga: SOSOK Gadis Bali yang Ditembak Maia Estianty Jadi Menantu, Pengikut Jutaan, Pilih El Ketimbang Al
Tak main-main, untuk mendaftar di universitas impiannya, Ryura Assyifa telah mempersiapkannya sejak tahun 2022 lalu.
Total kini Ryura Assyifa telah diterima 10 universitas luar negeri.
Namun ternyata ia masih menunggu satu universitas yang hingga kini belum mengumumkan hasilnya.
Meski begitu, ia tak menyebutkan universitas mana yang masih ia tunggu tersebut.
"Persiapan sudah sejak 2022, saya sudah mulai mendaftar. Saat ini saya sudah diterima di 10 universitas (luar negeri)."
"Dan masih menunggu satu universitas lain (di luar negeri)," kata Ryura Assyifa pada Kamis (6/4/2023), seperti melansir Tribun Solo.
Tentunya Ryura Assyifa telah mempersiapkan segalanya mulai dari materi hingga mentalnya dalam menghadapi berbagai seleksi tersebut.
Meski diterima di berbagai kampus terbaik, Ryura Assyifa telah melabuhkan hatinya ke salah satu universitas.
"Saya mau ke University of Toronto jurusan Mechanical Engineering," pungkasnya.
Sementara itu Guru Kimia sekaligus Peminatan Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) SMA Pradita Dirgantara, Rena Zaen (27) mengatakan, selama ini sekolah sudah membagi siswa berdasarkan minat dan bakat.
Apakah siswa ingin mengikuti PTLN, apakah peminatan dalam negeri atau pilihan yang lainnya.
"Untuk perguruan tinggi luar negeri ini juga kami mengorganisirnya dari awal."
"Sudah dianalisis siswa itu ingin ke kampus apa, ingin ke jurusan apa, terus kampusnya syarat-syaratnya seperti apa."
"Setelah syaratnya tahu, sekolah kemudian mendampingi dan memfasilitasi," ungkap dia.
Rena mengungkapkan, siswa SMA Pradita Dirgantara yang mengikuti peminatan PTLN dari tahun ke tahun terus meningkat.
"Pada tahun pertama siswa yang diterima di PTLN ada sebanyak 10 siswa. Kemudian tahun kedua ada 25 siswa dan tahun ketiga ini ada 30 siswa," ungkapnya.
"Dari 30 siswa ini, ada 25 siswa sudah diterima di kampus luar negeri," jelasnya.
Baca juga: Nasib Gadis Putus Sekolah Dinikahi Pria Konglomerat, Ibu Mertua Janji Beri Hotel Jika Ia Melahirkan
Tak hanya berprestasi di bidang pendidikan saja, Ryura Assyifa ternyata juga memiliki bakat di bidang tarik suara.
Hal ini terbukti saat Ryura Assyifa menjadi peserta The Voice Kids Indonesia season 3 pada 2018 silam.
Berdasarkan tayangan di kanal YouTube The Voice Kids Indonesia, Ryura Assyifa terlihat tampil di babak Blind Audition, bulan Juli 2018.
Tak hanya itu, ia juga sempat terlihat masuk ke babak The Battles dengan para kontestan lainnya pada Agustus 2018.
Namun nampaknya Ryura Assyifa saat itu tak lagi lanjut ke babak selanjutnya hingga babak final.
Ryura Assyifa saat itu diketahui sampai babak 72 besar.
Meski begitu, Ryura Assyifa tergolong memiliki suara yang bagus.
Serupa, seorang gadis asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, malah menjadi perhatian publik pasca pengumuman SNBP disampaikan.
Melansir Kompas.com, gadis Bantul tersebut adalah Anindya Zahra Nugrahningrum.
Videonya menceritakan pengalaman ditolak Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 menjadi viral.
Anindya Zahra Nugrahningrum adalah siswi SMA Kesatuan Bangsa, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Video yang diunggah dalam akun TikTok-nya, @anindyazn, bahkan hingga kini telah ditonton sebanyak 11,6 juta kali.
Sebelumnya dia memilih Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Universitas Gadjah Mada (UGM) saat SNBP 2023, namun tak lolos.
Anindya Zahra Nugrahningrum akhirnya menentukan pilihannya untuk melanjutkan studi di Monash University.
Pengalaman Anindya Zahra Nugrahningrum itu pun menuai perbincangan dan banyak yang akhirnya terinspirasi.
Kepada Kompas.com, Anindya Zahra Monash University.mengaku memilih FK Unair Surabaya dan UGM saat SNBP 2023.
Namun ia mengaku tak berharap banyak untuk diterima di dua kampus tersebut karena persaingannya cukup ketat.
"Sebenarnya saya tidak berharap banyak untuk SNBP, karena memang jalur itu sebenarnya sangat susah untuk dicoba."
"Dan bisa dibilang ya untung-untungan aja di SNBP," kata Anindya, Sabtu (1/4/2023).
Tetapi ternyata setelah firasatnya benar ditolak kampus Tanah Air, Anindya justru diterima di tempat yang tak terduga.
Dua kampus tersebut adalah Monash University dengan jurusan farmasi dan University Of Western Australia di jurusan komunikasi.
Anindya pun telah menentukan pilihannya untuk melanjutkan studi di Monash University.
"Rencananya mau di Monash University, karena memang jurusan Pharmaceutical Science nomor satu di dunia," jelas perempuan asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini.
"Sebenarnya saya awalnya kurang tertarik sama Australia."
"Tapi karena guru college counselor di sekolah saya ngasih saran buat coba di Australia," sambungnya.
Saat itu Anindya langsung mendaftar pada November 2022, jauh sebelum pembukaan SNBP 2023.
Tak seperti SNBP, pendaftaran kuliah di Australia menurutnya lebih sederhana dan ringkas.
Dalam pendaftaran, ia hanya melampirkan nilai rapor dan hasil tes International English Language Testing System (IELTS).
Menurutnya, skor IELTS ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi kampus untuk menerima calon mahasiswa.
Anindya pun mengaku bangga ketika mendapat email pengumuman telah diterima di dua kampus Australia.
"Untuk Monash University, saya dapat email pertama itu di bulan November 2022."
"Dan kembali dapat email dari mereka di bulan Januari 2023," ungkap Anindya.
"Sementara untuk yang University of Western Australia itu saya dapat email di bulan Februari," tandasnya.