Dari inspirasi hadits di atas, masyarakat di Indonesia, terutama Jawa pada malam-malam ganjil memperbanyak sedekah akrab dari tradisi kita seperti malam selikuran, tigalikuran, dan seterusnya.
Lalu Doa apa yang mesti kita panjatkan untuk menyambut malam Lailatul Qadr
Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah lailatul qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī,’’” (HR imam Imam Abu Dawud.)
Dan tentu sangat boleh dengan berbagai macam Doa kebaikan, kendati tidak dengan berbahasa arab.
Termasuk memperbanyak sedekah dan kebaika-kebaikan lainnya.
Karna begitu besar anugrah Lailatul Qadr ini, tidak berlebihan jika masjid-masjid diramaikan dengan i'tikaf, qiyamul lail, dan munajat bersama.
Sungguh disayangkan, jika umat Islam abai atas kesempatan besar ini. Bukankah harus menunggu 11 bulan kita ingin bertemu dengan moment ini?
Semoga Allah menakdirkan kita semua untuk mendapatkan keutamaan lailatul Qadr. Amiin