Sementara itu dalam kitab Syarh Al-Mukhtashar lil Al-Kharsyi Al-Maliki, disebutkan sebagai berikut:
يَجُوْزُ إِعْطَاءُ الزَّكَاةِ لِلْقَارِئِ وَالْعَالِمِ وَالْمُعَلِّمِ وَمَنْ فِيْهِ مَنْفَعَةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا اَغْنِيَاءَ لِعُمُوْمِ نَفْعِهِمْ وَلِبَقَاءِ الدِّيْنِ
“Boleh memberikan zakat kepada para qari, orang alim, pelajar dan orang-orang yang bermanfaat kepada kaum muslimin, meskipun mereka kaya. Ini karena mereka sangat bermanfaat untuk eksisnya agama (Islam).”
والسابع سبيل الله تعالى وهو غاز ذكر متطوع بالجهاد فيعطى ولو غنيا إعانة له على الغزو اهل سبيل الله الغزاة المتطوعون بالجهاد وان كانوا اغنياء ويدخل في ذلك طلبة العلم الشرعي ورواد الحق وطلاب العدل ومقيموا الانصاف والوعظ والارشاد وناصر الدين الحنيف
“Yang ke tujuh sabilillaah ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah, maka ia diberi meskipun ia kaya raya sebagai bantuan untuk biaya perangnya. “sabiilillah” ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah meskipun ia kaya raya. dan masuk dalam kategori sabiilillah adalah para pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran, penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus.” [ al-jawaahir al-bukhaari, iqna li assyarbiny, Jilid II,halaman 230].
Baca juga: Cara Jawab Pertanyaan Kapan Nikah Ajaran Ustaz Dennis Lim, Viral di Media Sosial Jelang Lebaran 2023
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa apabila kiai dan guru tingkat ekonominya masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka boleh menerima zakat sebagai orang fakir atau miskin.
Sedangkan apabila tidak masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka bisa menerima zakat atas golongan fi sabilillah.
Namun, sebaiknya menyalurkan zakat fitrah kepada fakir miskin apabila masih banyak masyarakat miskin yang lebih membutuhkan.