Meski demikian, Ipda Alawiyatul Nur juga merasakan kegundahan yang sama; menahan rindu dengan keluarga di momen lebaran tersebut, seperti yang juga dirasakan anggota personel Tim Urai, anak buahnya.
Ia selalu berpesan kepada anggotanya bahwa pengabdian dalam menjalankan tugas secara ikhlas, bagaimana pun resikonya, merupakan bagian dari ibadah yang juga bernilai pahala.
"Belum sama sekali (libur lebaran), belum libur kami. Apalagi Tim Urai gak ada yang libur (masih di lapangan)," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Minggu (23/4/2023).
Ipda Alawiyatul Nur tak menampik tugas Tim Urai PJR Polda Jatim yang dikomandoinya, selama operasi kali ini, super sibuk.
Memang sudah sepantasnya demi memastikan pengguna jalan terutama pemudik, tetap lancar selama diperjalanan, hingga selamat sampai tujuan.
Sebutkan semua kendala yang biasa dialami oleh pengguna jalan selama melintas di ruas jalan tol. Maka, semua kendala tersebut, bakal menjadi sasaran penanganan Tim Urai PJR Polda Jatim, yang bekerja secara full hampir 24 jam non-stop.
"Semua kejadian di tol kami tangani. Mobil mogok kemacetan. Kecelakaan kami ikut backup," jelasnya.
Ia selalu menghimbau dan mengedukasi pada para pengendar atau pemudik untuk senantiasa mematuhi tata tertib pada rambu yang terpasang di sepanjang ruas tol.
Paling tidak, dengan berpegang teguh pada kedisiplinan terhadap tata tertib berlalu lintas. Potensi timbulnya kecelakaan lalu lintas beserta fatalitasnya dapat diantisipasi sejak awal.
Kalau sudah terlanjur terjadi insiden kedaruratan, jenis kecelakaan di ruas tol. Ipda Alawiyatul Nur menerangkan, pihaknya telah memiliki serangkaian prosedur tetap penanganan yang bakal dilakukan oleh Tim Urai PJR Polda Jatim setibanya di lokasi kecelakaan.
"Biasanya, kami bagi, ada yang menolong, ada yang bantu, ada melancarkan arus lalu lintas," ungkapnya.
Mengenal lebih dekat sosok Ipda Alawiyatul Nur, seorang Polwan tangguh yang pimpin Tim Urai PJR Polda Jatim bermoge.
Karir dan pengabdiannya sebagai Polwan Polda Jatim, terhitung telah memasuki tahun ke-23. Yakni 20 tahun sebagai Bintara, dan tiga tahun, sebagai Perwira.
Ternyata, sebelum menjabat sebagai Panit PJR Jatim I Satuan PJR Ditlantas Polda Jatim yang hampir setiap hari turut mengatur lalu lintas di jalanan. Ia sempat menjabat sebagai Staf Paminren Itwasda Polda Jatim.
"Sebelumnya saya, tugas di Itwasda, Paminren Itwasda. Di pengawasan, lalu baru ke lantas. Saya 20 tahun. Kalau perwiranya baru 3 tahun," katanya.