Lantaran tak punya ongkos yang cukup, kakek nenek tersebut memilih jalan kaki menyusuri tol.
Pihak kepolisian akhirnya mengantarkan kakek nenek ke angkutan umum untuk menuju Rancakalong.
Saat ini kedua pasangan lanjut usia tersebut sudah berkumpul dengan keluarganya.
Menurut keterangan yang dihimpun bahwa orang tua tersebut sudah mengalami penurunan daya ingat.
Keluarga menyatakan telah menjenguk keduanya pada hari lebaran namun entah mengapa beberapa hari kemudian keduanya memutuskan untuk berangkat ke rumah anak dan cucunya di Rancakalong.
Diketahui, hari raya Idul Fitri menjadi momen berkumpulnya keluarga.
Masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang muslim berbondong-bondong untuk mudik ke kampung halaman.
Namun sayangnya, tak semua orang bisa merasakan mudik.
Mereka yang bekerja di hari Lebaran harus menahan rindu untuk bertemu keluarga.
Seperti yang dirasakan oleh seorang Nahkoda Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sebuku, Kapten Dwi Irianto.
Kapten Dwi Irianto ayah asal Semarang, Jawa Tengah, ini merupakan seorang Nahkoda Kapal KMP Sebuku milik PT ASDP Indonesia Ferry.
Ia merupakan seorang kepala keluarga yang loyalitas akan pekerjaannya.
Bahkan, Kapten Dwi Irianto ini sudah 23 tahun atau 23 kali lebaran tidak berkumpul dengan keluarganya.
23 kali momen Idul Fitri itupun harus ia lewati dengan mengarungi lautan dan mengantarkan para pe mudik yang hendak pulang kampung.