Karena pabriknya kolaps. Korban di-PHK dan memilih membuka usaha kecil-kecilan berjualan es kemasan plastik kecil atau lazim disebut es wawan.
"Punya 1 anak, tapi ikut istrinya. Mohon maaf, posisinya sudah berpisah (bercerai)," jelasnya.
Setelah mengikuti beberapa tahapan penyelidikan yang dilakukan oleh Unit Reskrim Polsek Wonokromo, sejak pagi hingga siang hari.
Supii akhirnya mengetahui bahwa tewasnya AA karena murni melakukan aksi nekat mengakhiri hidup dengan cara tak wajar seorang diri dengan memilih di rel KA belakang rumahnya.
Dan hal tersebut didasarkan dengan temuan rekaman CCTV yang sempat merekam gerak-gerik AA sebelum berjalan menuju ke rel KA.
Yakni, AA terpantau sempat nongkrong di Warkop milik tetangganya. Kemudian, duduk seorang diri di salah satu kursi di dekat jalan gang.
Lalu, sekonyong-konyong berjalan dengan tertatih-tatih menuju gang akses jalan tembus yang mengarah ke rel KA, tepat di rumah tetangganya No 41.
"Kejadian jam 01.24 WIB. Posisi warga sepi. Dia keluar warung. Dia geser untuk duduk-duduk lihat situasi kampung atau warga yang sepi,"
"Setelah itu dia jalan ke utara, ada jalan kecil, di rumah no 44. Langsung di belakang, hingga akhir terjadi kereta, enggak tahu kereta apa," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonokromo Polrestabes Surabaya Kompol Riki Donaire Piliang mengatakan, insiden tersebut sementara ini, karena adanya unsur mengakhiri hidup yang dilakukan oleh pihak korban seorang diri.
"Sampai dengan saat ini iya (penyebabnya itu akhiri hidup sendiri). Namun tetap kita dalami (penyelidikan sedang dilakukan)," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com
Ikuti berita seputar Surabaya