Di situ disebutkan kalau putrinya ada di sebuah kota wilayah selatan dalam kondisi selamat.
Namun, untuk membuktikan kerisauan itu Waluyo kemudian memutuskan pergi ke kamar mayat, sedangkan anak bungsunya diutus pergi ke terminal Purabaya.
Sebelum pergi Waluyo mengajak anak bungsunya untuk salat berjamaah.
Dua puluh lima menit perjalanan, Waluyo sampai di kamar mayat.
Sebelum menginjakkan kaki masuk ke kamar mayat Waluyo berdoa berharap jasad perempuan yang ditemukan di gudang peluru itu bukan anaknya.
Pelan-pelan Waluyo mendekati jenazah itu. Setelah diamati, hatinya hancur. Ia menangis.
Bagaimana tidak, ciri-ciri jasad perempuan itu seperti putrinya. Keyakinan itu muncul lantaran tak asing dengan cincin dan baju yang menempel di badan jenazah.
"Di situ saya yakin itu anak saya," kata Waluyo.
Dari informasi polisi jasad perempuan itu ditemukan salah seorang warga yang tengah berburu burung.
Titik lokasi penemuan berada di pojokan bangunan dekat salah satu pintu gudang peluru. Kaki kiri jenazah saat ditemukan terlentang tanpa celana.
Handphone Nurdiyana hilang. Disinyalir kuat Nurdiyana tewas karena dibunuh, lalu si pembunuh membawa kabur handphone.
Sosok pembunuhan belia usia 14 tahun itu masih diselidiki polisi. Jasad Nurdiyana hingga sekarang belum dikebumikan karena masih dilakukan autopsi.
Bocah Hilang Misterius sampai Hari ke-9 Tak Kunjung Ditemukan, Ortu Pasrah
Sebelumnya, bocah berusia tiga tahun di Subang hilang secara misterius di depan mata orang tuanya sendiri.
Hingga kini bocah bernama Darel Gaisan Rafasa tersebut belum berhasil ditemukan.