Husen puas telah melakukan pembunuhan tersebut. Menurutnya, tidak ada penyesalan sedikitpun.
"Saya tidak menyesal karena dendam sudah terlampiaskan," jelasnya.
Sesudah itu, dia akhirnya memilih kabur ke Banjarnegara di rumah temannya bernama Feri, Sabtu (6/5) sekira pukul 20.00. Temannya tersebut tidak tahu ternyata Husen telah membunuh bosnya.
Sebelum pergi, Husen menyerahkan kunci toko ke Yuli saksi pertama kejadian tersebut.
"Saya pulang bawa motor milik korban," ujarnya.
"Saya ngumpet di rumah Feri ditangkap polisi di tempat itu. Saya tidak melakukan perlawanan apapun ke polisi," ujarnya.
Sebelum membunuh kemudian memutilasi selepas bekerja Husen menunggu bosnya
tertidur lelap. Sesudah yakin bosnya tertidur di tempat usaha isi ulang galon dan gas, di Jalan Mulawarman Raya Tembalang, ia lantas mendekati korban.
Husen sekilas memastikan bosnya tertidur lelap. Selepas itu, ia menghujamkan linggis sepanjang hampir satu meter ke arah pipi kanan korban, Kamis (4/5) sekira pukul 20.30 WIB.
"Saya dua kali tusukan linggis ke pipi kanan dan pelipis kiri korban," ujarnya.
Sehabis mengeksekusi korban, Husen tanpa rasa berdosa keluar dari lokasi
pembunuhan lalu menuju angkringan yang berada persis bersebelahan dengan tempat tersebut.
"Saya minum di situ sampai pukul 04.00, saya sempat cerita ke penjual angkringan saya bunuh bos. Jumat (5/5) saya masuk lagi, saya mulai eksekusi lagi," katanya.
Eksekusi yang dimaksud adalah melakukan mutilasi terhadap tubuh korban.
Husen memotong tubuh majikannya sebanyak empat bagian. Bagian pertama kepala, kedua tangan, dan badan tanpa kepala, serta tangan.
"Saya potong menggunakan pisau dapur," ungkapnya.
Dia mengatakan, korban ketika dimutilasi masih bernapas, sebab masih terdengar suara ngorok atau suara terengah-engah. Potongan tubuh itu lalu dibungkus ke dalam karung warna putih.
Tubuh tanpa kepala itu lalu diseret-seret ke lorong sisi selatan toko.
"Saya motong tubuh korban di ruang tengah, saya nyeret tanpa kepala dan tangan," katanya.
Alasannya memilih mengecor korban di lorong toko karena jarang yang mengakses tempat tersebut.
Dia pun lantas mengambil semen dan pasir di rumah korban di Perumahan Bukti Agung Nomor 2, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, yang berjarak sekira 3 kilometer dari lokasi kejadian.
Proses pengecoran dilakukan pada Sabtu (6/5/2023) sore. Lokasi korban dicor ditumpuk barang lainnya seperti bantal supaya tidak kelihatan.
"Bagian kepala dan lengan tidak ditanam, hanya cukup diberi semen dan pasir karena lubang selokan tidak cukup," papar Husen.
Pelaku kemudian mengambil karpet penuh darah, tas, dompet, dan uang Rp 7 juta milik korban. Karpet, tas, dan dompet dibuang oleh korban.
"Uang saya ambil untuk senang-senang," ujarnya.
Husen mengungkapkan, alasan membunuh lantaran sakit hati sering dimaki dan
dipukuli korban. Pengakuan pelaku, dipukul oleh korban karena ada kesalahan kecil seperti salah pesanan jumlah galon maupun ada kerusakan mesin galon.
"Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli," katanya.
Pelaku dipukuli korban menggunakan tangan kosong di bagian bagian mata, pelipis, dan dada. Proses pemukulan sering dilakukan selepas dua minggu bekerja di tempat tersebut.
"Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi," jelasnya.
Pelaku kerja di tempat tersebut baru satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.
Ia bisa masuk kerja di tempat itu karena saat kerja di Warmindo dekat lokasi kejadian sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.
"Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban. Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu," ungkapnya
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com